Warga Desa Adat Kuta Gelar Upacara Nangluk Mrana

Warga Desa Adat Kuta Gelar Upacara Nangluk Mrana

Prins David Saut - detikNews
Jumat, 16 Des 2016 14:43 WIB
Upacara di Pura Penataran, Kuta, Badung, Bali, Jumat (16/12/2016). Foto: Prins David Saut/detikcom
Badung - Masyarakat Desa Adat Kuta menggelar upacara khusus untuk membersihkan aura negatif di wilayahnya. Upacara ini diklaim melibatkan 1.000 orang penduduk asli objek wisata terkenal itu.

"Jadi setiap satu tahun sekali, masyarakat adat Kuta melaksanakan Yadnya atau upacara hari ini, yaitu Nangluk Mrana," kata Bendesa Adat Kuta, Wayan Swarsa kepada detikcom.

Swarsa menyampaikan hal ini saat upacara di Pura Penataran, Kuta, Badung, Bali, Jumat (16/12/2016). Nangluk Mrana ini dimulai pada pukul 07.00 WITa di Pantai Kuta dan akan selesai pada pukul 16.00 WITa nanti.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

 Upacara di Pura Penataran, Kuta, Badung, Bali, Jumat (16/12/2016).Foto: Prins David Saut/detikcom
Upacara di Pura Penataran, Kuta, Badung, Bali, Jumat (16/12/2016).


Pantauan detikcom di lokasi, ratusan masyarakat adat Kuta mengenakan pakaian tradisional berarak-arakan dengan pecaruan dari Simpang Bemmo menuju simpang Jl Satriya dan dilanjutkan ke simpang Jl Kartika. Setiap persimpangan, arak-arakan ini berhenti sejenak untuk sembahyang dan menaruh canang atau persembahan.

Warga Desa Adat Kuta Gelar Upacara Nangluk MranaFoto: Prins David Saut/detikcom
Bendesa Adat Kuta, Wayan Swarsa


Kemudian warga di dampingi pecalang menuju ke simpang Wanasegara, lalu menuju simpang Jl Belambangan dan mengarah ke simpang Jl Raya Kuta dan berakhir di Pura Penataran Kuta. Perarakan ini menarik perhatian para turis mancanegara yang kebetulan berpapasan, dan arus lalu lintas di Kuta juga dialihkan dengan sistem buka tutup.

"Yang kita lakukan tadi itu pelawatan lalu pecaruan di perempatan atau pertigaan, berkumpul lalu dilinggihkan di Pura Dalem Kuta," ujar Swarsa.

Menurut Swarsa, masyarakat adat Kuta melakukan upacara ini tidak hanya untuk membersihkan aura negatif. Upacara ini juga disebutkan untuk kembali mengharmoniskan hubungan antara manusia dengan alam semesta.

"Bisa dikatakan untuk membersihkan aura negatif, tapi sebenarnya ini didasarkan bakti manusia kepada semesta raya, dan untuk semesta raya yang menguasai kehidupan sehingga ada persembahan yang bertujuan mengharmoniskan manusia dengan anugerah semesta raya," ucap Swarsa.

"Karena kehidupan dipengaruhi alam maka harapan kita mengharmoniskan ini, sehingga diberikan keselamatan hidup," tambah Swarsa.

Masyarakat adat dari 13 Banjar di Kuta itu mengikuti jalannya upacara dengan khusyuk dan menyempatkan berlindung dari teriknya sinar matahari di tengah cuaca yang berawan. Setelah melaksanakan upacara ini, beberapa masyarakat langsung bersantai di pantai kebanggaan mereka tersebut. (fdn/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads