"Penyidik masih mendalami hal itu, apakah AD (Ahmad Dhani) ada keterlibatan di situ atau tidak," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono kepada detikcom, Rabu (7/12/2016).
Sebelumnya, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol M Iriawan mengungkap adanya indikasi keterlibatan Dhani dalam upaya makar tersebut. Dhani diketahui hadir dalam jumpa pers yang diadakan oleh Rachmawati Soekarno Putri di Hotel Sari Pan Pacific 1 Desember lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain Dhani, Kapolda juga menyebut akan mendalami dugaan keterlibatan Direktur Institute Soekarno-Hatta, Hatta Taliwang. Hatta juga diketahui hadir dalam jumpa pers bersama Rachmawati itu.
"Betul (ada dalam jumpa pers-red). Belum (tertangka), kalau Anda tahu di mana keberadaannya, kasih tahu saya, nanti kita tangkap," imbuh Iriawan.
Rachmawati dan beberapa tokoh nasional yang tergabung dalam Gerakan Selamatkan NKRI mengadakan jumpa pers di Hotel Sari Pan Pacific, Jakpus, pada Kamis 1 Desember lalu. Mereka menyatakan akan meminta MPR untuk melakukan sidang istimewa.
"Besok saya akan ke MPR untuk memberikan resolusi atau maklumat pada MPR agar segera melakukan sidang istimewa untuk mengembalikan UUD ke UUD 1945 yang asli," kata Rachmawati di Cendana Room, Hotel Sari Pan Pasific, Jalan M.H Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (1/12) lalu.
Dia menilai UUD 1945 hasil amandemen melahirkan sistem politik dan ekonomi yang begitu liberal. Hal tersebut menurutnya yang mempersulit Jokowi untuk menjadikan bangsa mandiri layaknya Trisakti yang digagas Soekarno.
"Komitmen Jokowi untuk menciptakan Indonesia yang berdaulat dan bebas dari ketergantungan asing tidak pernah terwujud. Hal ini memang sulit dilakukan jika kita masih terjebak dengan payung konstitusi bangsa saat ini yaitu UUD 1945 hasil amandemen," ucap Dhani.
Hadir pula Lily Wahid, Syarwan Hamid, Hatta Taliwang, dan beberapa tokoh lainnya dalam konferensi pers ini.
(mei/rvk)