"Di era demokrasi liberal ini bagus di satu sisi, ada keseimbangan antara pemerintah dan rakyat. Rakyat bisa mengontrol pemerintah. Ada negafitnya, kalau kalau terlalu bebas bisa berbahaya, paham radikal bisa masuk," ujar Tito.
Hal itu disampaikan Tito dalam sambutannya pada acara Silaturahmi dan Sarapan Bersama Ketum PBNU Said Aqil di kantor PBNU, Jl Kramat Raya, Jakpus, Minggu (27/11/2016). Turut hadir dalam acara ini Wakapolri Komjen Syafruddin dan Kapolda Metro Irjen M Iriawan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di sinilah kita harus bersama-sama kembali. TNI, Polri, Nasionali dan islam moderat harus bersatu padu agar NKRI tidak goyang," ujar Tito.
"Polri tidak bisa sendiri, TNI tidak mampu sendiri. Semua harus bersatu padu. Jangan sampai disusupi paham radikal," sambung Tito.
Tito mengatakan konsep Islam Nusantara yang dimiliki NU bisa jadi jawaban untuk mengatasi persebaran paham radikal.
"Jaringan NU sangat besar dari pengurus besar hingga ke desa-desa, sama dengan Polri. Kalau dipadukan, kita buat program bersama baik sekali ini," ujar Tito. (fjp/fjp)