UNESCO menetapkan angklung sebagai warisan dunia tak benda asli Indonesia pada November 2010 silam di Nairobi, Kenya. "Angklung ini sudah menjadi budaya dan milik dunia," kata Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan atau Aher saat memberikan sambutan Hari Angklung Dunia di halaman Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Minggu (20/11/2016).
Dia menjelaskan, warga Jawa Barat serta masyarakat nusantara dan bangsa dunia harus berkomitmen melestarikan keberadaan angklung. Selain itu, sambung Aher, masyarakat Jawa Barat mesti menjadi bagian paling depan untuk menjaga alat musik tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam kesempatan tersebut, Aher meminta seluruh pemain angklung yang hadir di lokasi acara untuk mengangkat angklung di tangan masing-masing. Dia berucap melalui pengeras suara agar mereka yang terdiri pelajar tingkat TK hingga SMA dan mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi untuk bersiap bersama-sama menggoyangkan angklung.
"Saya komandoi ya. Getarkan dunia dengan angklung," kata Aher berteriak yang disambut suara lantunan berbagai nada.
Foto: Baban Ganda Purnama/detikcom |
Aher lalu menyampaikan pesan kepada mereka bahwa angklung bisa menjadi simbol perdamaian bangsa-bangsa dunia. "Sebarkan perdamaian ke dunia dengan angklung," ucap Aher yang lagi-lagi dibalas suara angklung.
Ketua Pelaksana Angklung Day 2016, Aliza Abdul Azis, menyebutkan para peserta yang mengikuti acara memainkan angklung bersama-sama ini dari 144 sekolah tingkat TK hingga SMA di Jawa Barat. Event yang digelar Disparbud Jabar ini rutin berlangsung tiap tahun.
"Kalau tahun ini ada sekitar enam ribu pemain angklung yang hadir," ujar Aliza.
Seluruh pemain angklung ini menembangkan sejumlah lagu di antaranya 'Peyeum Bandung' dan 'Yamko Rambe Ramko'. Mereka tampak gembira sambil menari mengikuti iringan musik dan lantunan penyanyi.
"Dalam acara ini, kami ingin angklung sebagai alat perdamaian dan pemersatu bangsa," kata Aliza.
Kadisparbud Jawa Barat Ida Hernida menyebutkan kegiatan ini merupakan wujud nyata masyarakat Jawa Barat dalam upaya memelihara dan mengembangkan seni angklung. "Acara seperti ini menjadi motivasi bagi pelatih, pengajar, pelajar dan mahasiswa untuk terus mencintai seni khususnya seni angklung," tutur Ida.
Puncak event tersebut ditutup dengan deklarasi terbentuknya Asosiasi Angklung Indonesia (AAI). (ega/ega)












































Foto: Baban Ganda Purnama/detikcom