"Cukup, cukuplah anak saya saja yang jadi korban. Cukuplah putri kami saja," kata Diana lirih saat dihubungi detikcom lewat telepon, Selasa (15/11/2016). Dia dalam perjalanan memakamkan putri tercintanya itu di tempat pemakaman di wilayah Phutak, Loa Duri, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Diana mengatakan, dirinya dan suaminya Anggiat Banjarnahor (33) masih diliputi duka mendalam atas kepergian putri semata wayangnya. Dia tidak bisa bicara banyak dan berharap agar pemerintah mengusut tuntas kasus ini hingga ke akar-akarnya dan berharap pelaku teror, Juhanda dihukum seberat-beratnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Biarkanlah semua umat beragama di Indonesia beribadah dengan tenang, jangan sampai ada lagi teror seperti ini. Cukuplah putriku ini yang jadi korbannya," ujarnya.
Baca juga: #RIPIntan, Kenangan Manis Intan Olivia dan Jerit Rindu Keluarga
Intan meninggal di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie Samarinda, Senin (14/11) sekitar pukul 03.45 WITA. Tubuh mungilnya mengalami luka bakar sekitar 78 persen akibat terkena ledakan bom molotov di depan Gereja Oikumene, Jalan Dr Cipto Mangunkusumo No 32, RT 03, Kelurahan Sengkotek, Samarinda, Minggu (13/11) pagi.
Semasa hidup, Intan dikenal keluarga sebagai sosok yang ceria dan aktif. Intan juga pandai bergaul dan dikenal suka bernyanyi.
(hri/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini