Kanit V Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya Kompol Handik Zusen mengungkapkan Omo merupakan anak orang kaya di kampungnya di Sidrap, Sulsel.
"Pelaku ini sebenarnya anak orang kaya, bapaknya itu juragan beras di kampung halamannya. Dia kalau mau buka usaha apa pun sama bapaknya pasti dikasih modal," ujar Handik kepada detikcom, Minggu (13/11/2016).
![]() Tersangka Omo yang hidup glamour. |
Sejak ke Jakarta dan mengenal kehidupan malam yang hingar bingar di Jakarta, kata Handik, Omo nekat melakukan penipuan. Hasil kejahatannya dari menjual tiket palsu itu ia gunakan untuk berfoya-foya. "Uang hasil kejahatannya itu dia pakai untuk dugem di diskotek di Jakarta. Gaya hidupnya juga mewah kalau kita lihat di akun facebooknya," imbuh Handik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() Tersangka Omo sedang berlibur di Singapura. |
Dalam foto tersebut, tersangka terlihat sedang berenang di Infinity Pool Marina Bay Sands di Singapura dan ada juga foto dirinya sedang menaiki mobil Rubicon.
![]() Tersangka Omo berpose dengan mobil Rubicon. |
"Menurut pengakuannya, mobil Rubicon itu punya teman dia," sambung Handik.
Berikut 4 kisahnya:
Grup Hds
Foto: Capture Facebook
|
Tersangka Omo ini pun membuat sebuah grup di kelompok mereka yang isinya khusus pelaku penipuan. "Mereka membuat grup Hds singkatan dari Hadapi dengan Senyuman. Isinya yang tersangka Omo dengan Amril. Grupnya buat ya senang-senang aja," ucap Handik.
"Kelompok Amril juga nipu-nipu konser musik sebelumnya. Hal ini kami ketahui dari rekeningnya itu ada yang transfer untuk tiket konser musik," tuturnya.
Kode Etik
Foto: Capture Facebook
|
"Kode etik di kelompok mereka itu kalau yang satu kena, mereka enggak boleh bilang jati diri temannya yang belum ketangkap. Istilahnya sampai mati akan bilang enggak kenal, jadi kalau kena tanggung sendiri-sendiri dan kode etik itu dipegang teguh oleh kelompok tipu-tipu asal Sidrap ini," papar Handik.
Dalam kesempatan terpisah, Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Budi Hermanto mengatakan maraknya penipuan online ini tidak terlepas dari kemudahan dalam membuka rekening tabungan dan juga Sim Card ponsel.
"Masalah kemudahan pembuatan rekening dengan data fiktif di bank-bank itu dan proses aktivasi sim card tidak sesuai dengan regulasi, seharusnya sesuai identitas, ternyata dengan masukan data asal-asalan itu bisa aktif," jelas Budi.
Untuk itu, masyarakat diminta untuk lebih berhati-hati dalam memberikan data-data menyangkut perbankan. Budi juga mengimbau masyarakat untuk berhati-hati ketika mengajukan aplikasi kartu kredit.
"Masyarakat jangan dengan mudah memberikan fotocopy KTP karena data-data tersebut bisa digunakan oleh orang pelaku. Ada salah satu pelaku komplotan tipu-tipu bernama Ujang, dulu dia itu marketing kartu kredit dan saat kami geledah rumahnya itu banyak data-data nasabah," lanjut Budi.
Berstatus Tersangka dan Dua Rekan Buron
Foto: Capture Facebook
|
Handik mengungkap, tersangka memiliki keahlian di bidang IT. Website tersebut dibuat untuk menipu calon pembeli tiket yang ingin menonton konser di DWP yang akan diselenggarakan di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, tanggal 9-10 Desember mendatang.
"Mereka mencatut Djakarta Warehouse Project, kemudian mencantumkan menjual tiket dengan harga yang berbeda-beda sesuai dengan jenisnya," ucap Handik.
Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Budi Hermanto menambahkan Omo ditangkap setelah polisi menerima laporan dari Ismaya Live selaku promotor penyelenggara DWP 2016, pada tanggal 17 Oktober 2016 lalu. Setelah dilakukan penyelidikan, tersangka berhasil ditangkap di Perumahan Jasmine 3, Jl Kelapa Gading, Kota Parepare, Sulawesi Selatab pada Senin (7/11) lalu.
"Ada dua orang temannya yang masih kami cari yakni berinisial MS dan DN, keduanya orang Sidrap, Sulsel," imbuh Budi.
Atas perbuatannya, tersangka dijerat dengan Pasal 378 KUHP, Pasal 263 ayat (2) KUHP dan atau Pasal 4 dan Pasal 5 jo Pasal 2 ayat (1) huruf r dan atau z UU RI No 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU).
Terkait Sindikat 'Anak Masuk Rumah Sakit'
Foto: Pelaku penipuan website DWP 2016/ Amel detikcom
|
"Jadi ini dari hasil pengembangan kelompok penipuan 'anak masuk rumah sakit', kami berhasil mengamankan seorang pelaku penipuan yang mengatasnamakan Djakarta Warehouse Project, atas nama Lasellomo alias Omo," jelas Budi kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Minggu (13/11/2016).
Hal yang sama disampaikan Kanit V Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya Kompol Handik Zusen. Tersangka Omo ini mendapatkan rekening penampungan dari sindikat penipuan Amril Cs yakni Dodi, Ujang dan Bahar.
"Kami temukan di salah satu rekening tampungan Amril ini pernah dipinjam oleh tersangka Omo ini untuk transfer uang dalam rangka penipuan DWP, dan di laptop Amril juga pernah ada histori untuk mengakses pengoperasian website DWP palsu, sehingga mereka ini sangat berkaitan," jelas Handik.
Setelah Omo ditangkap, website dwp2016.com, sekitar pukul 06.00 WIB pgi tadi masih aktif namun tidak melayani penjualan tiket konser. "Kemudian tadi pukul 09.00 WIB sudah dinon-aktifkan websitenya, kemungkinan temannya sudah mengetahui kalau Omo sudah ditangkap," sambung Handik.
Dari tersangka Omo, polisi menyita barang bukti di antaranya 3 unit ponsel, 2 kartu ATM, uang tunai hasil kejahatan senilai Rp 5,7 juta, 1 buah jam tangan, 2 buah cincin emas, 1 buah cincin baru akik, sweater dan topi yang digunakan saat menarik uang hasil kejahatan di ATM.
Sementara itu, Hendro Santoso selaku Legal Officer Ismaya Group mengapresiasi upaya tim Unit V Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya yang telah menangkap pelaku.
Sarah Deshita selaku Asisten Brand Manager Ismaya Group mengatakan, pihaknya dirugikan atas penipuan tersebut. "Tentu ini sangat merugikan kami, karena dengan adanya website palsu ini, dan pembeli tiket juga tentunya dirugikan karena yang seharusnnya mendapatkan tiket ternyata tidak," jelas Sarah.
Menurut Sarah, pihaknya banyak menerima laporan dari masyarakat yang telah mentransfer sejumlah uang ke rekening pelaku setelah melakukan pembelian tiket via www.dwp2016.com. "Kerugian dari masyarakat yang verifikasi ke kami itu jumlahnya bisa sampai ratusan juta rupiah," imbuh Sarah.
Untuk itu, masyarakat diminta untuk lebih berhati-hati dalam pembelian tiket. "Website official DWP cuma satu yaitu www.djakartawarehouse.com," tutupnya.
Halaman 2 dari 5
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini