Presiden Jokowi bahkan menyayangkan terjadinya kerusuhan tersebut. Jokowi menganggap ada kepentingan politik di balik kerusuhan yang terjadi.
![]() Presiden Jokowi saat gelar jumpa pers. |
"Kita menyesalkan kejadian bakda isya yang seharusnya sudah bubar tetapi menjadi rusuh dan ini kita lihat telah ditunggangi oleh aktor-aktor politik yang memanfaatkan situasi," ujar Jokowi dalam jumpa pers di Istana Merdeka, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Sabtu dini hari (5/11/2016).
Massa demonstran mulanya amat kondusif meski telah mengubah Bundaran HI sampai sekitar Istana Kepresidenan menjadi lautan putih. Bahkan ada yang sengaja membawa tanaman dan kantung sampah dengan maksud agar demo tak menyisakan kerusakan lingkungan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tetapi masa demonstran di luar menolak karena hanya ditemui oleh Wiranto. Perwakilan pendemo terus berorasi di depan Istana Kepresidenan. Beberapa di antaranya adalah Amien Rais, Fahri Hamzah, Fadli Zon, Ahmad Dhani, dan Rhoma Irama.
![]() Fahri Hamzah dan Fadli Zon di mobil komando. |
"Saya dengan pak Fadli adalah mempimpin parlemen ruangan tapi yang dipimpin ulama adalah parlemen jalanan. Umat islam usianya lebih tua dari negara, merekalah yang datang dengan sorbannya dengan jubahnya mengusir penjajah tapi sekarang jubah dan sorbannya ingin dihina," kata Fahri dari mobil komando di depan Istana Kepresidenan.
(Baca juga: Mereka yang Berada di Mobil Komando, Dari Amien Rais Sampai Fahri Hamzah)
"Apakah saudara presiden masih belum mendengar umat Islam, saudara presiden yang terhormat dengarkanlah suara rakyat suara umat Islam yaitu sangat sederhana adalah tegakkan hukum yang seadil-adilnya tidak ada boleh yang dilindungi di negara kita," ucap Fadli.
![]() Aksi bakar ban |
Para pedemo lalu menunjukkan ketidakpuasannya karena belum ditemui Presiden Jokowi. Massa beratribut Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) pun melakukan aksi bakar ban.
Akhirnya Wakil Presiden Jusuf Kalla pun bersedia menemui mereka karena Jokowi yang sedang meninjau pembangunan proyek kereta bandara. Perwakilan demonstran masuk ke kantor Wakil Presiden sekitar pukul 17.45 WIB.
Pertemuan selesai pukul 18.20 WIB. JK kemudian menegaskan bahwa Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) kan diproses hukum atas pernyataannya dalam 2 pekan ke depan.
"Kesimpulannya adalah soal saudara Ahok, kita akan tegakkan hukum, laksanakan dengan hukum yang tegas dan diselesaikan dalam dua minggu," kata JK. "Sehingga semua berjalan sesuai aturan hukum yang tegas," lanjut dia.
(Baca juga: Janji Percepat Kasus Ahok, Kapolri Minta Diawasi Komisi III DPR)
Entah kenapa setelah itu massa semakin rusuh. Massa beratribut HMI terlibat aksi dorong-dorongan di Jl Medan Merdeka Barat. Sementara itu massa Front Pembela Islam (FPI) melindungi barisan polisi dari massa HMI.
![]() FPI bentengi polisi |
Massa yang rusuh semakin banyak, massa FPI yang melindungi polisi pun memilih untuk menghindar. Polisi tetap mempertahankan barisannya dengan perisai, namun tanpa senjata.
Sebelumnya para ulama telah sepakat bahwa demonstrasi harus berakhir pukul 18.00 WIB. Polisi juga sudah sesuai prosedur untuk meminta demonstran pulang, tetapi tak diindahkan oleh sebagian pedemo.
(Baca juga: Penjelasan Ketum PB HMI Soal Ricuh di Depan Istana Negara)
![]() Kendaraan aparat dibakar |
Kerusuhan semakin menjadi-jadi, polisi terpaksa melepaskan tembakan gas air mata untuk membubarkan demonstran. Tetapi upaya itu kemudian membuat massa semakin mencoba merangsek ke Istana.
Pukul 20.13 WIB dua truk polisi terbakar di depan Istana Kepresidenan. Truk tersebut bertuliskan polisi dan diketahui milik satuan Brimob Polda Metro Jaya. Api membumbung tinggi di lokasi. Situasi di sekitar Istana baru kondusif sekitar pukul 21.00 WIB.
Berbarengan dengan situasi kondusif di sekitar Istana, di Penjaringan, Jakarta Utara justru mulai rusuh. Warga tiba-tiba menjarah sebuah minimarket dan membakar sepeda motor.
Aparat polisi dan TNI yang berupaya membubarkan, kemudian dilempari batu. Warga akhirnya bisa dibubarkan pada dini hari tadi.
Jadi, siapa aktor yang menunggangi kerusuhan ini?
Halaman 3 dari 3
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini