Di antara banyaknya propaganda tak berdasar fakta yang tersebar di media sosial, detikcom, portal kesayangan Anda, juga turut dijadikan bahan. Berita detikcom di-screenshot, diedit menjadi provokatif, lalu disebar di media sosial. Kekuatan kredibilitas detikcom disalahgunakan untuk memancing kemarahan publik.
![]() |
Setidaknya ditemukan ada dua berita detikcom yang diedit untuk dijadikan bahan provokasi. Berita pertama berjudul: "Ahok Lepas 50 Marbut Masjid di Jakarta untuk Umrah di Makkah," diedit menjadi: "Ahok Lepas 50 Marbut Masjid di Jakarta, Bohong." Berita kedua berjudul: "Ahok: Saya Sudah Tanda Tangan, Tanah Kurang dari Rp 2 M Gratis BPHTB," diedit menjadi: "Ahok: Saya Akan Singkirkan Pribumi dari Jakarta."
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
detikcom tidak pernah membuat berita berjudul "Ahok Lepas 50 Marbut Masjid di Jakarta, Bohong" dan "Ahok: Saya Akan Singkirkan Pribumi dari Jakarta." Dua editan screenshot berita itu adalah upaya fitnah yang keji. Para pembaca diharapkan tak menggubris fitnah tersebut.
![]() |
Sebagai portal media dengan pembaca terbesar di Indonesia, detikcom teguh memegang kode etik jurnalistik. Jurnalisme kebencian bukanlah bagian dari diri kami.
Untuk memperkuat, polisi berkali-kali mengingatkan para pengguna media sosial agar tak mudah percaya dengan materi bernada SARA yang provokatif. Jangan mudah terhasut, jangan mudah tersulut.
"Intinya kami imbau kepada masyarakat agar jangan mudah percaya berita-berita hoax yang dapat mengadu domba kerukunan warga," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Awi Setiyono kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Senin (31/10/2016).
Jika Anda mendapat screenshot berita, jangan mudah percaya. Lebih baik cek langsung ke link terkait, atau situs beritanya. Dan, pilihlah situs berita terpercaya.
"Buat masyarakat jangan gampang sekali termakan isu-isu dan provokasi di medsos, lebih baik cek langsung ke sumbernya kalau pemberitaan link-link media seperti itu," lanjut Awi. (tor/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini