Sebelumnya bayi yang diduga lahir prematur pada umur tujuh bulan itu sempat mendapat perawatan intensif di Ruang Perinatologi RSUD Bayu Asih, Kabupaten Purwakarta, karena sejak ditemukan kondisinya terus melemah.
"Iya, meninggal dunia kemarin Kamis (13 Oktober) siang sekira pukul 12.15 WIB," jelas Wadirut RSUD Bayu Asih, Deni Darmawan, saat berbincang dengan detikcom, Jumat (14/10/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi, memohon maaf pada seluruh masyarakat terutama warga yang semula ingin mengadopsi bayi perempuan tersebut. Kini bayi itu telah tiada.
Selain itu dia pun menyampaikan permohonan maaf pada orang tua yang telah menelantarkan bayi itu karena tidak bisa memegang 'amanah' untuk merawatnya hingga tumbuh dewasa.
"Mohon maaf saya sudah berusaha semaksimal mungkin dengan mengerahkan perawat, dokter, dan peralatan canggih untuk kelangsungan hidup sang bayi. Tapi Allah SWT berkata lain," ucapnya.
Sebelumnya sehari pasca ditemukan dan dirawat di RSUD Bayu Asih, Bupati Dedi, datang untuk menjenguk bayi tersebut. Dia meminta agar pihak rumah sakit menyediakan perawat yang khusus merawat bayi hingga enam bulan ke depan dengan gaji Rp 2,5 juta perbulan.
Pasca ramai di media massa dan media sosial banyak warga yang bersimpati dan ingin mengadopsi bayi tersebut. Namun Dedi meminta warga bersabar karena selama enam bulan ke depan anak tersebut menjadi anak angkatnya dalam rangka perawatan dan pemulihan kondisi bayi yang lahir prematur itu.
Hingga akhirnya kini setelah empat hari menjalani perawatan intensif bayi malang tersebut tak mampu bertahan, dan meninggal dunia pada Kamis 13 Oktober 2016 sekira pukul 12.15 WIB di Ruang Perinatologi RSUD Bayu Asih, Kabupaten Purwakarta. (aan/aan)