Menurut panglima, hak politik itu bukan untuk sekarang tapi kemungkinan 10 tahun lagi. (Baca juga: Panglima TNI: Mungkin
10 Tahun Lagi TNI Ikut Politik, Kalau Sekarang Belum Siap).
Wakil Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat yang membidangi pertahanan Meutya Viada Hafid menyayangkan pernyataan Jenderal Gatot tersebut. Dia berharap pernyataan itu hanya sekadar keseleo lidah bukan disengaja oleh Pannglima.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anggota Fraksi Partai Golongan Karya itu khawatir, pernyataan Jenderal Gatot bisa memicu keinginan TNI kembali kancah politik. "Saya khawatir ucapan-ucapan seperti itu dapat merangsang muncul kembalinya keinginan (TNI) untuk kembali terlibat juga dalam kancah politik," kata Meutya dalam keterangan tertulisnya, Rabu (5/10/2016).
Menurut Meutya di hari ulang tahun ke-71 yang jatuh hari ini TNI perlu fokus untuk persiapan pasukan, meningkatkan kesejahteraan prajurit, profesionalitas dan memperbarui alat utama sistem persenjataan (alutsista) untuk mencapai minimum essential force.
"Kalau ada persiapan yang diperlukan oleh TNI saat ini, ya persiapan pasukan, kesejahteraan, profesionalitas, alutsista untuk mencapai minimum essential force. Bukan persiapan untuk kembali ikut berpolitik," kata Meutya. (erd/nwk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini