Ritual itu dilaksanakan pada Minggu (2/10/2016) tengah malam. Keluarga keraton Yogyakarta melepas warga yang mengikuti ritual mubeng beteng. Mereka di antaranya putri sulung Sri Sultan HB X GKR Mangkubumi, GBPH Prabukusumo, GKR Condrokirono, GBPH Cakraningrat, KPH Suryadiningrat dan lainnya.
Ritual mubeng beteng dengan tema 'Dari Yogya Istimewa Untuk NKRI' diawali dengan bunyi lonceng sebanyak 12 kali. Kemudian dilakukan pelepasan oleh keluarga keraton.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Tepat pukul 00.00 WIB ritual mubeng beteng dimulai dari Bangsal Ponconiti Keraton. Prosesi mubeng beteng melewati Jalan Rotowijayan, Jalan Kauman, Jalan Agus Salim, Jalan Wahid Hasyim, Suryowijayan, Pojok Beteng Kulon, Jalan Letjen MT Haryono, Jalan Mayjen Sutoyo, Pojok Beteng Wetan, Jalan Brigjen Katamso, Jalan Ibu Ruswo, Alun-alun Utara dan kembali ke bangsal Ponconiti. Ritual ini menempuh jarak sekitar 5 KM.
GKR Mangkubumi yang mewakili Sri Sultan HB X berpesan agar apa yang telah menjadi tradisi ini dilaksanakan secara ikhlas dan tulus.
Adik Sri Sultan HB X, GBPH Prabukusumo, mengatakan mubeng beteng selalu ditunggu-tunggu oleh masyarakat Jawa karena merupakan adat istiadat dari para leluhur. Dalam upacara mubeng beteng dilakukan dengan laku tapa bisu yakni tidak berbicara selama keliling beteng keraton.
![]() |
"Di dalam perjalanan peserta introspeksi diri agar bisa lebih baik lagi ke depannya. Entah itu kelakuannya, cara mencari nafkah dan lain sebagainya," kata GBPH Prabukusumo usai melepas ritual mubeng beteng.
Peserta mubeng beteng asal Boyolali, Jawa Tengah, Gito Purnomo (32) mengaku datang bersama rombongan dari desanya sebanyak 37 orang. Dia sudah beberapa kali mengikuti ritual mubeng beteng.
"Merasa lebih tenang, waktu jalan kita berdoa. Biar mendapat ketenteraman," kata Gito.
![]() |
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini