Sejak puncak haji selesai pada pertengahan September 2016 lalu, para jemaah mulai memadati toko-toko dan pusat perbelanjaan di Makkah. Mereka membeli oleh-oleh untuk sanak saudara dan kerabat di Indonesia. Salah satu lokasi belanja favorit di Makkah adalah pasar Jaafaria.
![]() |
Di sana, terdapat sejumlah barang yang biasanya dijadikan oleh-oleh, mulai dari gantungan kunci, sajadah, peci, tasbih, sampai minyak wangi dan batu akik. Yang jadi incaran para jemaah Indonesia biasanya kerudung, sajadah, tasbih dan serbuk untuk pewarna kuku.
detikcom berjumpa dengan puluhan jemaah Indonesia pada Jumat (23/9) lalu. Mereka memborong barang-barang untuk sanak saudara di Tanah Air.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Beberapa jemaah datang ke pasar bersama rombongan kloter atau KBIH menggunakan bus. Sepulang dari pasar, ada yang membawa barang sampai dua kantong besar.
Baca: Tips Belanja Oleh-oleh dan Tawar-menawar di Arab Saudi
Tak sulit belanja di pasar tersebut. Para pedagangnya, walau bukan berasal dari Indonesia, namun bisa berbahasa Indonesia. Proses tawar-menawar pun tak terkendala bahasa. Uang bisa menembus batas-batas perbedaan komunikasi antar bangsa.
![]() |
Meski begitu, jemaah diingatkan agar tetap memperhatikan berat barang bawaan saat kepulangan nanti. Kadaker Makkah Arsyad Hidayat sudah berulang kali mengimbau agar jemaah tidak melebihi batas maksimal bagasi di pesawat yakni 32 kilogram. Bila lebih, maka akan menghambat proses di bandara.
Bila ada jemaah yang hendak membawa banyak barang, disarankan menggunakan jasa kargo.
Belanja di Corniche Jeddah
Kawasan Corniche Jeddah juga jadi tujuan favorit jemaah untuk membeli oleh-oleh. Pada Sabtu (24/9) malam, tampak sejumlah jemaah dari berbagai kloter memadati kawasan belanja tersebut. Ada yang membeli parfum sampai baju abaya, hingga sajadah dengan kualitas dan harga berbeda.
![]() |
Meski begitu, Panitia Penyelenggara Haji Indonesia sudah mengimbau agar para jemaah tidak meninggalkan kota Makkah. Sebab, dokumen perjalanan para jemaah ada di pihak maktab, sehingga bila terjadi masalah, akan sangat sulit untuk mengurusnya.
Satu kasus kematian jemaah Indonesia di Jeddah sempat membuat proses pemakaman terhambat. Alasannya, tak ada dokumen pendukung kematian jemaah di Jeddah.
(mad/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini