"Pengunduran diri Pak Boy Sadikin tersebut merupakan pilihan politik pribadi. Kami menghormati pilihan tersebut dan kami bisa memisahkan mana persoalan politik dan bagaimana hubungan personal kami. Saya pikir itu sikap gentleman yang buat kami menerima pengunduran diri tersebut," ujar Hasto saat dihubungi detikcom, Jumat (23/9/2016).
Secara pribadi Hasto memuji sikap Boy yang berani berbicara terbuka atas pengunduran dirinya. Pengunduran diri tersebut juga tidak akan mempengaruhi kesolidan kader partai utamanya di Jakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, meski kini Boy punya pilihan politik berbeda, Hasto mengatakan, partainya tetap menyimpan rasa kagum terhadap Ali Sadikin, ayah Boy Sadikin. Ali Sadikin disebut sudah menjadi panutan bagi kader PDIP.
"Bahkan kami meminta pasangan Ahok dan Djarot untuk meneladani kepempimpinan Pak Ali Sadikin termasuk membangun monumen kepemimpinan Beliau dalam sejarah pemerintahan DKI," imbuhnya.
Boy saat diwawancara hari Kamis (22/9) mengatakan dirinya mundur dari PDIP karena kecewa dengan keputusan partai tersebut mengusung Basuki T Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat. "Salah satunya terkait perbedaan pandangan dalam Pilkada DKI Jakarta," katanya.
Lepas dari PDIP, Boy akan bergabung dalam tim pemenangan Sandiaga Uno. Pihak elite Gerindra juga sudah membuka tangan menerima Boy Sadikin.
"Tadinya minta untuk pasangan gubernur atau wagub, lalu saya bilang saya tidak ada niat ke sana. Akhirnya dia minta bagaimana Pak Boy jadi tim pemenangan. Saya katakan oke terima kasih kalau dipercaya, tapi dengan ketentuan semua partai kompak," terang Boy. (fdn/ega)