Tentang Basri, Kabur dari LP Ampana dan Penyebab Perpecahan di Kelompok Santoso

Tentang Basri, Kabur dari LP Ampana dan Penyebab Perpecahan di Kelompok Santoso

Idham Kholid - detikNews
Jumat, 16 Sep 2016 17:01 WIB
Basri (Foto: Jafar G Bua/detikcom)
Jakarta - Kiprah Basri alias Bagong berakhir setelah tertangkap oleh Satgas Operasi Tinombala Rabu (14/9) kemarin. Basri sebelumnya pernah ditahan di LP Ampana Sulawesi Tengah namun berhasil kabur.

"Basri pernah lari dari LP Ampana tahun 2007, jadi dia melarikan diri ketika menjalani masa tahanan. Jadi keterlibatan dia disamping saat ini yang terakhir ini juga berkaitan dengan aksi terorisme di masa lalu," kata Kadiv Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (16/9/2016).

"Jadi ketika terjadi semacam konflik pada waktu itu di Poso itu, (Basri) termasuk tokoh bersama Santoso terutama berkaitan adanya latarbelakang konflik-konflik bernuansa agama di masa lalu," sambungnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Boy menambahkan, Basri saat ini masih diperiksa di Polda Sulteng. Belum ada rencana Basri akan dibawa ke Jakarta untuk proses penanganan hukum lebih lanjut.

"Sementara ini proses penyidikan seluruhnya di Sulteng. Jadi, penegakan hukum terhadap tersangka terorisme yang saat ini tertangkap dan ada di Sulteng, sementara ini diperiksanya di Sulteng dulu," urainya.

Sebelum Santoso tewas pada Juli lalu, kelompok Santoso sudah mengalami perpecahan karena hadirnya 3 perempuan bersama mereka di tengah hutan. Ketiga perempuan itu adalah, Jamiatun Muslim alias Umi Delima (Istri Santoso), Nurmi alias Osma (istri Basri), dan Tini Susantika (istri Ali Kolara).

Selain karena kehadiran 3 perempuan itu, ada satu lagi yang menyebabkan kelompok Santoso pecah. Penyebab itu adalah ditunjuknya Mohammad Basri alias Bagong sebagai orang kepercayaan Santoso.

Anggota lain iri dengan diangkatnya Basri sebagai orang kepercayaan Santoso. Apalagi pengangkatan tersebut hanya berdasarkan sikap Basri yang terkenal nekat dan berani.

Basri diangkat sebagai orang kepercayaan Santoso bukan karena kedalaman ilmu agama atau ketaatannya beribadah. Hal itu diketahui dari pengakuan Brother dan J, dua anggota kelompok Santoso yang tertangkap belum lama ini.

"Jadi dari sisi pengetahuan agama, ada yang lebih tinggi dari Basri," kata seorang anggota Satgas Tinombala saat berbincang dengan detikcom, Kamis (7/4/2016).

(idh/Hbb)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads