"Itu yang sedang saya pertanyakan ke sana, termasuk juga senjatanya yang katanya kan sempat dibuang. Sedang diidentifikasi oleh teman-teman Polri dan TNI di lapangan untuk mendapatkan (senjata tersebut) ," jelas Kepala BNPT Suhardi Alius di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (15/9/2016).
Suhardi menambahkan, pada umumnya memang para teroris ketika ditangkap sengaja menghilangkan senjatanya. Hal ini yang harus diantisipasi agar senjata tersebut tidak jatuh ke tangan pengikut jaringan MIT lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Suhardi menjelaskan, proses pencarian senjata juga akan dilakukan sambil mengimbau jaringan yang masih tersisa untuk menyerahkan diri.
"Tapi tetap dalam bingkai ini kita mengimbau dengan Komnas HAM juga kan turun tangan ke sana dengan mengimbau untuk bisa bersatu kembali. Marilah merajut hubungan yang baik sesama anak bangsa mari kita menatap yang baik. Masih banyak masalah bangsa ini," urainya.
Sebelumnya diberitakan, selain Basri dan istrinya serta Andika, ada satu pengikut Santoso yang berhasil kabur. Dia diduga adalah Sabron. Keempat pengikut Santoso itu terseret arus saat berusaha menyeberang Sungai Puna di Desa Tangkura, Poso Pesisir Selatan, Poso, Sulawesi Tengah pada Rabu (14/9/2016).
"Berempat (total kelompok Basri yang nyeberang), satu lagi Sabron belum ketangkap lagi di cari," kata Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah Brigadir Jenderal Rudy Sufahriadi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (14/9/2016).
Akibat terseret arus, perlengkapan dan senjata Basri dan kawan-kawan ikut hanyut di Sungai Puna. "Senjatanya hanyut ada 2. Satu M 16 satu rakitan tapi mini uzzy," kata Rudy. (wsn/rvk)











































