Perbanyak Dzikir dan Doa Saat Wukuf di Arafah

Haji 2016

Perbanyak Dzikir dan Doa Saat Wukuf di Arafah

Mega Putra Ratya - detikNews
Minggu, 11 Sep 2016 13:18 WIB
Kegiatan Jemaah Indonesia di Arafah/ Foto: Rachmadin Ismail/detikcom
Jakarta - "(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal," Surat Al Baqarah ayat 197.

Bunyi ayat 197 Surat Al Baqarah tersebut menjelaskan larangan dan anjuran ibadah yang dilakukan saat wukuf di Arafah. Anjuran ibadah lainnya disebutkan dalam ayat berikutnya, termasuk memperbanyak dzikir dan berdoa.

Baca: Ini Agenda Jemaah Indonesia Selama Puncak Wukuf di Arafah

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Konsultan Pembimbing Ibadah Profesor Aswadi menyebut setidaknya ada tujuh rangkaian ibadah dalam Alquran di surat Al Baqarah ayat 197-203. Menurutnya, dalam waktu wukuf yang dimulai saat matahari tergelincir itu atau selepas dzuhur, prosesi ibadah jemaah harus ditingkatkan. Momen yang langka ini harus dimanfaatkan untuk introspeksi diri, lalu mengubah diri setelah berhaji.

Berikut tujuh aktivitas ibadah yang diperintahkan dalam Al Quran selama wukuf:

1. Berbekal. Mulai dari bekal fisik, mental dan spritual.
2. Berakhlak mulia. Punya etika. Menjaga ucapan dan perilaku selama di Arafah
3. Memperbanyak dzikir.
4. Beristigfar. Mengakui kesalahan yang disadari atau tidak disadari atas tindakan yang kurang berkenan.
5. Berdoa. Memohon agar diselamatkan di dunia dan akhirat.
6. Terbebas dan membebaskan orang lain dari himpitan.
7. Mewujudkannya dalam bentuk ikhtiar.

Selain tujuh aktivitas di atas, Aswadi juga menyampaikan terkait larangan ihram yang wajib dipatuhi. Para jemaah akan memakai ihram sejak berangkat dari pemondokan sampai nanti melakukan tahalul awal usai melontar jumrah aqabah atau tawaf ifadhah.

Baca: Melempar Simbol Penindasan, Keserakahan dan Kemunafikan

Pakaian ihram adalah pakaian yang dipakai oleh orang yang melakukan ibadah haji dan umrah dengan ketentuan, seperti misalnya para jemaah pria memakai dua helai kain yang tidak berjahit, satu diselendangkan di bahu dan satu disarungkan menutupi pusar sampai dengan lutut.

Tidak boleh memakai baju, celana atau kain biasa. Diperbolehkan memakai ikat pinggang, jam tangan dan alas kaki yang tidak menutup mata kaki ketika salat.

Saat jemaah melakukan tawaf, disunnahkan memakai kain ihram dikenakan dengan cara idtiba, yaitu dengan membuka bahu sebelah kanan dengan membiarkan bahu sebelah kiri tertutup kain ihram.

Sementara bagi jemaah wanita memakai pakaian yang menutup seluruh tubuh kecuali muka dan kedua telapak tangan. Sebaiknya memakai pakaian biasa seperti mukena yang dapat menutupi semua aurat.

Sebelum ihram, disunahkan untuk melakukan beberapa hal, yakni mandi, memakai wangi-wangian, menyisir rambut dan memotong kuku.

Sedangkan hal-hal yang dilarang selama ihram adalah berkaos tangan atau menutup telapak tangan dan menutup muka atau bercadar bagi jemaah perempuan.

Larangan lainnnya saat ihram yaitu memakai wangi-wangian kecuali yang dipakai sebelum berihram, memotong kuku dan mencukur atau mencabut bulu badan, berburu atau menggangu atau membunuh binatang dengan cara apapun. Nikah, menikahkan atau meminang wanita untuk dinikahi, bercumbu atau bersetubuh, mencaci atau bertengkar mengucap kata-kata kotor dan memotong pepohonan. (mpr/erd)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads