"Saya juga aneh melihat koalisi seperti itu karena yang namanya koalisi itu bersatu sudah jelas calon gubernur dan wakilnya," kata Ruhut saat dihubungi, Kamis (11/8/2016).
Ruhut berpandangan, kesan koalisi kekeluargaan ini dibentuk hanya untuk mencari lawan dari calon petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Harusnya, kata Ruhut, koalisi dibangun untuk mencari calon terbaik untuk kepentingan Jakarta. DPP pun tidak memberikan instruksi apapun terkait keputusan DPD bergabung dengan koalisi kekeluargaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca Juga: Hanura: Ada Dua Parpol Lagi Bakal Merapat ke Ahok
Ruhut menegaskan, PD dalam menjaring nama calon gubernur atau kepala daerah lainnya sangat memperhatikan hasil survei. Sejauh ini dia melihat nama Ahok masih yang terdepan.
"Janganlah karena ingat partai kami tegas mendukung seseorang karna surveinya bagus. Sampai sekarang tegas aku katakan ada nggak calon yang elektabilitasnya menandingi Ahok sama yang nomer dia terdekat aja jaraknya jauh," beber dia.
Baca Juga: Mau Jajaki Koalisi Alternatif, Demokrat Bakal Membelot dari PDIP Cs?
Tujuh partai politik telah membuat kesepakatan terkait Pilkada DKI Jakarta 2017 pada Senin (8/8/2016) kemarin. Mereka menyepakati untuk membentuk "Koalisi Kekeluargaan".
Tujuh partai politik itu adalah PDI-P, Gerindra, PKS, PPP, Demokrat, PKB dan PAN. Koalisi itu diakui didasari oleh persamaan persepsi terkait pemimpin Jakarta di masa mendatang dan sepakat tak lagi mendukung bakal calon petahana, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. (wsn/imk)