"Jaringan Gigih Rahmat selama berada di Batam karena kalau kita lihat peran dia sebagai agen daripada kehadiran masyarakat dari Uighur yang datang dari China kemudian juga dari persiapan orang-orang dari wilayah dalam negeri yang mereka rekrut untuk menuju Suriah. Peran itulah yang kita lihat cukup penting yang harus kita antisipasi," kata Kadiv Humas Polri, Irjen Boy Rafli di Mabea Polri, Jakarta Selatan, Senin (8/8/2016).
Selain itu, kata Boy, jaringan ini juga perpanjangan tangan misi dari Bahrun Niam. Kelompok ini tersebar di seluruh Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Boy mengatakan awal terungkap peluncuran roket ke Marina Bay, Singapura dari penyelidikan peledakan bom oleh Nur Rohman di Solo. Kedua kelompok ini masih memiliki kaitan dengan Bahrun Niam.
"Hubungan dengan Nur Rohman ya satu, Nur Rohman pernah bekerjasama dengan mereka dalam membawa orang Uighur menuju ke Poso. Semua yang ke Poso jasanya lewat dia. Ini jalurnya kami dengar dari Thailand Selatan masuknya ke Malaysia kemudian ke Indonesia. Kemungkinan besar jalur laut," tuturnya.
Sementara terkait perencanaan meroket Singapura, terungkap lewat percakapan di media sosial.
"Ini terungkap dalam percakapan di dalam akun Facebook," jelas Boy.
Dikatakan Boy komunikasi Bahrun Niam dengan kelompok Gigih Rahmata dilakukan melalui Facebook. Keduanya merencakan peluncuran roket melalui chating.
"So far FB ya jadi masih ini yang sedang diperiksa FBnya. Iya Chating. Itu melalui transaksi elektronik di dunia maya yang mereka lakukan," bebernya
Menurutnya keenam terduga teroris itu belum akan dibawa ke Jakarta untuk pemeriksaan lanjutan. Lantaran keterangan kelompok ini masih dibutuhkan.
"Hari ini kita belum memindahkan karena kita masih membutuhkan keterangan yang bersangkutan untuk pengembangan lebih lanjut terkait keberadaan mereka di Batam," pungkasnya (dra/dra)