"Zero tolerance terhadap narkoba di lapas itu nggak boleh hangat-hangat tai ayam, terus kami pantau. Kalau bisa langsung kami tewaskan. Peredaran narkoba harus dipantau, kalau ada yang terlibat digetok, jangan ada yang main-main," kata Yasonna di kantornya, Jl HR Rasuna Sahid, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (25/7/2016).
Yasonna mencontohkan soal lapas Bengkulu, yang ricuh setelah pihak kepolisian melakukan razia narkoba dan adanya keterlibatan orang dalam. "Kalau memang ada indikasi orang dalam terlibat langsung saya pecat karena dari dulu saya peringatkan. Sekarang ini urusan kami membersihkan narkoba. Jadi ini harus terus dan rutin dan jangan ada yang masih bandel," jelas Yasonna.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya kasih enam bulan. Evaluasinya bisa lewat telepon, teleconference atau panggil langsung. Prestasi kakanwil dilihat dari Kadiv kalapasnya, kalau ada kesalahan tentu ada tanggung jawab berjenjang," ujar Yasonna.
"Kalau berhasil tentu ada rewardnya, kalau gagal ya I'm sorry," pungkasnya. (adf/aan)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini