"Ini adalah upaya agar warga goalnya itu mandiri. Bisa hidup lebih baik karena mereka kita ambil dari anak-anak terlantar, tidak diurus keluarganya dan kita temukan di perampatan jalan," kata Kepala Dinsos Pemkot Surabaya Supomo di Bentara Budaya Jakarta, Jl Palmerah, Jakarta Barat, Kamis (21/7/2016).
Dia berbicara di sela pameran lukisan karya anak-anak berkebutuhan khusus. Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini membuka pameran itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengaku tidak sedikit kesulitan yang ditemui saat membimbing mereka. Program ini, kata Supomo, sudah berjalan selama hampir 10 tahun. Selain anak jalanan, ada juga anak-anak berkebutuhan khusus yang menjadi anak asuh Pemkot.
"Mereka awal-awalnya berontak dan tidak senang. Akhirnya kita lakukan pendekatan-pendekatan soft. Kegiatan mereka seperti anak-anak normal. Yang anak jalanan sekolah, Surabaya punya kuota 5 persen untuk anak tidak mampu. Mereka sekolah di sana. Yang berkebutuhan khusus kita latih, kita lihat bakatnya ke mana. Ada yang melukis, menari, bahkan ada yang bisa buat novel," urai Supomo.
Anak-anak ini kelak akan kembali 'dilepaskan' dari asuhan Pemkot. Supomo menyebut, dukungan akan terus diberikan bagi seluruh anak-anak yang perlu diperhatikan.
"Jadi mereka ada yang diantarkan ke tempat saya oleh ortunya karena ortunya sudah mentok. Tidak mau urusin lagi. Ada yang kita temukan di jalan. Ada yang sudah 10 tahun sama kita ada juga 8 tahun, macem-macem," jelas Supomo.
"Kalau tidak kita lepas, sampai mati nanti hidup sama kita. Pokoknya gimana caranya dia mandiri, kalau kamu berjualan kita latih berjualan. Nanti kita beri modal," imbuhnya.
(dnu/dnu)











































