Beberapa fakta baru terungkap dalam persidangan, salah satunya soal sedotan di es kopi Vietnam untuk Mirna. Sedotan itu sempat dipertanyakan oleh pengacara dan hakim karena tidak dijadikan bukti dalam kasus ini. Saat ini tidak ada yang tahu di mana sedotan itu berada.
Baca Juga: Mencari Sedotan yang Hilang
Soal warna kopi yang seperti kuning kunyit juga terungkap di sidang. Salah satu pegawai kafe sempat melihat kopi yang diminum Mirna warnanya aneh, harusnya es kopi Vietnam berwarna kecoklatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
detikcom lalu mendatangi Kafe Olivier untuk mencari tahu seperti apa proses penyajian es kopi Vietnam, Kamis (21/6/2016) siang. Saat masuk ke dalam kafe, tamu harus mendatangi bagian reservasi untuk memesan tempat. Saat itu semua meja di no smoking area penuh, termasuk meja 54 yang pada 6 Januari 2016 diduduki Jessica dkk.
Resepsionis kemudian mengantar detikcom ke smoking area dan mempersilakan duduk di sebuah meja yang kosong. Posisinya berada di depan bar. Setelah itu pelayan memberikan buku menu dan pergi.
![]() |
Saat ingin memesan, seorang pelayan lelaki datang sambil membawa pulpen dan kertas di tangan untuk mencatat pesanan. detikcom memesan es kopi Vietnam seharga Rp 48 ribu. Tak perlu lama menunggu pesanan datang, sekitar 10 menit saja.
Seorang pelayan lainnya (server) membawa nampan berisi teko air panas, tatakan gelas terbuat dari kertas dan keramik, sedotan, penyaring kopi (dripper) berbentuk V yang dilapisi kertas putih yang tersusun di atas gelas berisi es batu dan susu cair putih dan tisu. Di dalam dripper itu sudah terdapat kopi bubuk. Server itu kemudian meletakkan teko air panas, dripper dan gelas berisi es batu dan susu, tisu dan terakhir meletakkan sedotan yang bagian bibir ditutup kertas di atas tisu tersebut. Posisi sedotan berada di samping gelas.
![]() |
"Mau dituangkan sekarang?" tanya server lelaki tersebut.
Setelah diiyakan, server tersebut mengangkat teko air panas dan menuangkan secara perlahan ke dalam dripper berlapis kertas yang berisi kopi bubuk. Secara perlahan, air kopi menetes ke dalam gelas es dan susu. Tak sampai 1 menit, gelas telah terisi. Server lalu mengangkat dripper, mempersilakan tamu menikmati sajian dan meninggalkan meja.
![]() |
Dalam gelas itu terlihat bahwa bagian atas berwarna gelap, sedangkan bagian bawah berwarna terang yang merupakan perpaduan es dan susu. Untuk mencampur minuman itu, tamu mengaduk dengan sedotan yang bagian bibirnya masih tertutup kertas, yang diletakkan di atas tisu di samping gelas. Tidak ada sendok yang disediakan. Jadi, tamu sendirilah yang mengaduk sendiri dan membuka penutup bagian bibir sedotan itu.
![]() |
Cara penyajian ini persis seperti yang disampaikan pegawai kafe yang menjadi saksi dalam sidang kasus pembunuhan Mirna. Saksi dalam keterangannya mengaku tidak meletakkan sedotan dalam gelas, melainkan di samping gelas di atas tisu dengan bagian bibir yang tertutup. Saksi menuangkan air panas ke atas dripper di gelas es dan susu di depan Jessica yang saat itu masih sendirian. Warna kopi itu berlapis, atas gelap dan bawah putih.
![]() |
Namun beberapa saat kemudian saksi lain melihat sedotan sudah berada di dalam gelas kopi tersebut, namun warnanya belum berubah. Setelah itu, Mirna dan Hani datang. Hani saat bersaksi di sidang, mengaku melihat Mirna mengaduk kopi tersebut dan meminumnya dengan sedotan. Sementara itu seorang pelayan kafe sempat memutari table-table dan melihat kopi yang diminum Mirna warnanya kekuningan seperti kunyit. Padahal warna lazimnya adalah kecoklatan.
![]() |
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini