Hal itu disampaikan ketua RT yang juga paman Farah, Abdul Latief. Abdul mengisahkan Farah anak yang tidak suka macam-macam. Dia juga anak yang sopan dan penyayang.
"Rencana mau berangkatin umroh ibunya. Dan adiknya disuruh pesantren sama Mayang (nama kecil Farah). (Farah) pendiam dan jarang keluar, sopan," papar Abdul saat ditemui detikcom di rumahnya, Rabu (13/7/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jenazah Farah pertama kali ditemukan di dalam sebuah boks yang dibungkus kardus di kolong Tol PIK, Kamal Muara, Penjaringan, Jakarta Utara pada Selasa (12/7) sekitar pukul 14.30 WIB. Saat ditemukan, korban dalam posisi meringkuk di dalam boks dengan kondisi tangan terikat.
Farah dibunuh oleh seorang pengusaha bernama Calvin (42) di apartemen pelaku. Jenazah Farah ditemukan bersama secarik kertas yang berisikan tulisan Arab yang belakangan dinyatakan polisi sebagai jimat.
(Baca juga: Polisi: Kertas Coretan Mirip Tulisan Arab di Boks Berisi Mayat Wanita Itu Jimat)
Farah yang berprofesi sebagai karyawan bank tidak memiliki hubungan kekerabatan dengan Calvin. Berdasarkan keterangan polisi, Farah datang ke apartemen karena dipanggil Calvin untuk berhubungan badan dengan bayaran Rp 4 juta.
(slh/slh)