"Ada informasi ketujuh ABK di Filipina, walaupun lelah, masih kondisi baik. Menurut informasi mereka masih di Pulau Sulu," ucap Retno dalam konferensi pers di kantornya, Jalan Pejambon, Jakarta Pusat, Senin (11/7/2016).
Menurut Retno, para sandera dibawa berpindah-pindah dan dibagi dalam dua kelompok.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya melakukan pertemuan bilateral dengan Menlu Filipina. Saya menyampaikan surat Presiden RI ke Presiden Filpina," ucap Retno.
"Tanggal 1 Juli Presiden telah komunikasi (lagi) dengan Presiden Filipina dan mengulangi pesan yang sama," tambah Retno.
Soal kelompok penyandera, Retno mengaku belum mengetahui pasti namun sudah ada titik terang. "Informasi dan latar belakang penyandera sudah semakin jelas," ucapnya.
Kapal TB Charles dibajak dalam perjalanan dari Philipina Cagayan De Oro Port menuju Samarinda pada 20 Juni 2016. Ada dua penyanderaan yang terjadi secara terpisah.
Pada awalnya, kelompok pembajak menculik tiga orang ABK yaitu Kapten Fery Arifin (nakhoda), Muh Mahbrur Dahri (KKM) dan Edy Suryono (Masinis II), serta merampas semua alat komunikasi kapal.
Setelah kejadian itu, kapal tersebut dilepas dan melanjutkan perjalanan dengan sisa ABK 10 orang.
Namun dalam perjalanan yang hanya berselisih waktu 1 jam 15 menit dengan kejadian pertama, Kapal TB Charles kembali dibajak oleh kelompok lain dengan menggunakan 3 perahu yang beranggotakan 8-10 orang.
Mereka menculik 4 orang ABK yaitu, Ismail (mualim I), Robin Piter (juru mudi), Muhammad Nasir (masinis III), dan Muhamad Sofyan (Oilman). ABK lainnya dilepaskan dan melanjutkan perjalanan ke Samarinda. (slh/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini