Menyadari hal ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengadakan Seminar Literasi Digital bertajuk "Bersama Anak Berteman dengan Dunia Online" untuk berdiskusi bersama para orang tua, pendidik, pelajar bahkan pemikir mengenai masa depan literasi digital anak bangsa.
"Sekarang kita memiliki tanggung jawab untuk mengantisipasi perubahan yang kita tidak tahu seperti apa di masa depan, penting kita mendorong di peluang digital karena tidak semuanya itu mengarah ke hal negatif," kata Mendikbud Anies Baswedan dalam seminar Literasi Digital di Gedung Kemendikbud, Senayan, Jakarta Selatan, Sabtu (04/06/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mendampingi Anies, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara juga sepakat untuk tidak phobia akan digitalisasi dan mengambil apa saja yang positif dari perkembangan teknologi yang semakin pesat, terutama bidang pendidikan.
"Internet memang harus masuk tapi internet ada yang baik dan enggak baik, karena anak-anak masuk ke internet dari game, dari youtube, dari streaming atau juga situs kita enggak bisa cegah, maka kita harus waspada dan ambil positifnya," kata Rudiantara di lokasi yang sama.
Rudiantara mengaku senang melihat perkembangan IT membuat anak-anak lebih kreatif. Hal positif lainnya ialah digital economy, contohnya e-commerce. Hal ini terbukti dari hampir semua masyarakat yang terbang dengan pesawat saat ini menggunakan sistem booking atau online. Untuk menyewa hotel di luar kota pun dengan mudah melalui aplikasi internet.
"Ini proses yang akan datang kalau takut kita akan ketinggalan karena kita adalah bagian dari dunia," tutur Rudiantara.
Rudiantara juga menyebutkan bahwa Menkominfo terus berupaya memberantas kemelencengan dalam digitalisasi melalui gadget dan situ pornografi yang merebak dengan pemblokiran selama 24 jam setiap harinya. Mendukung Kemendikbud, Menkominfo juga telah memasukkan berbagai macam situs positif sebagai pengganti situs negatif di persebaran internet saat ini.
(imk/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini