Dari pengakuan korban, peristiwa terjadi tiga kali di tempat dan waktu berbeda yaitu tanggal 7 Mei, 12 Mei, dan 14 Mei. Seingat dia jika ditotal ada 21 orang yang melakukan perbuatan keji itu, padahal ia harus menghadapi Ujian Nasional tanggal 16 Mei.
Korban sudah merasakan sakit namun tetap berusaha mengikuti UN di hari pertama, tapi esok harinya sakit yang diderita sudah tidak tertahan sehingga ia memilih beristirahat di rumah. Tetangganya mengetahui derita korban dan melaporkannya ke guru yang kemudian dilanjutkan ke penanganan medis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kejadian tahunya pas dia tidak masuk (UN), tahunya sakit. Akhirnya tetangga bicara ke guru, sudah panas badannya. Dia sudah ikut UN susulan," pungkas Hevearita atau yang akrab dipanggil Ita saat ditemui detikcom di Undip, Selasa (31/5/2016).
Pihaknya juga sempat menutup kejadian itu sementara karena jika sudah terekspose maka kesempatan korban mengikuti ujian tidak ada. Setelah itu informasi pun menyebar dan kini sudah ditangani polisi.
"Saat itu sudah terlindungi, belum ekspose tapi kami sudah lakukan tahap-tahap," tandasnya.
Korban yang masih berusia 12 tahun itu mengalami trauma dan gangguan organ reproduksi. Dari penyelidikan polisi pelaku berjumlah delapan orang dan sudah dibekuk enam orang oleh tim Resmob Polrestabes Semarang dini hari tadi.
"Masih dikembangkan. Diamankan, yang mengakui baru enam orang, masih kembangkan berdasarkan pengakuan tersangka," kata Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Burhanudin. (alg/trw)











































