"Tidak ada (kerugian bagi penumpang). Penumpang boleh terbang. Ada tidak rute yang ditutup? Tidak ada. Contohnya di Medan, kami dapat izin frekuensi 20 kali, kami terbangkan 15 kali," kata Presiden Direktur PT Lion Group Edward Sirait usai rapat dengan Komisi V di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (24/5/2016).
(Baca juga: Lion Air Kurangi 217 Frekuensi di 54 Rute Domestik 1 Bulan, 39 Rute Lain Normal)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada yang pernah hanya 5 penumpang. Ekonomisnya tidak masuk. Lima ini kita minta pindah," ujarnya.
(Baca juga: Ini 217 Frekuensi di 54 Rute Domestik Lion Air yang Dikurangi)
"Mengenai pengurangan frekuensi ini karena alasan komersial. Tidak ada kaitannya dengan kami punya masalah," lanjutnya.
Edward membantah bahwa Lion Air mengurangi frekuensi penerbangan untuk menaikkan posisi tawar karena penerbangannya mendominasi rute domestik. Dia menyebut hal ini bukanlah yang direncanakan dari jauh hari.
(Baca juga: Pengurangan 217 Frekuensi Domestik Lion Air Tak Pengaruhi Masa Mudik Lebaran)
"Tidak. Saya jamin tidak. Kami tidak sengaja melakukan. Boleh dicek apakah itu kami jual menjelang Lebaran? Silakan cek. Di-open atau tidak. Kalau di-open kan berarti terencana," ujar Edward.
Dia juga menepis dugaan pengurangan frekuensi ini akibat kekurangan pilot akibat dirumahkan. "Tidak, tidak," jawab Edward.
Sebelumnya diberitakan, Kepala Biro Informasi dan Komunikasi Publik Kemenhub Hemi Pamurahardjo mengutarakan bahwa pengurangan frekuensi Lion Air itu dilakukan pada 18 Mei - 17 Juni 2016. Lion Air mengajukan pengurangan frekuensi penerbangan di 54 rute pada periode tersebut dengan alasan memasuki masa low season atau sepi. (imk/nwk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini