Dukung Kejahatan Perikanan Masuk TOC, Indonesia Apresiasi Norwegia

Laporan dari Wina

Dukung Kejahatan Perikanan Masuk TOC, Indonesia Apresiasi Norwegia

Arifin Asydhad - detikNews
Senin, 23 Mei 2016 15:56 WIB
Menteri Susi Pudjiastuti dan delegasi saat pertemuan bilateral dengan Wakil Menteri Perikanan Norwegia Ronny Berg di Wina/Foto: Arifin Asydhad/detikcom
Wina - Pemerintah Indonesia mengapresiasi pemerintah Norwegia yang menjadi barisan terdepan dalam memerangi kejahatan perikanan dan mendukung kejahatan perikanan masuk sebagai kejahatan transnasional terorganisasi (Transnational Organized Crime/TOC). Kedua negara akan memperkuat kerjasama lebih erat lagi.

Apresiasi pemerintah ini disampaikan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti saat melakukan pertemuan bilateral dengan Wakil Menteri Perikanan Norwegia Ronny Berg dan delegasinya di Vienna Internatonal Centre, Wina, Senin (23/5/2016). Pertemuan bilateral digelar sebelum pembukaan Sidang ke-25 Commission on Crime Prevention and Criminal Justice (CCPJP). Susi didampingi Dubes RI untuk Wina dan Watap RI di PBB Rachmat Budiman dan Koordinator Satgas 115 Mas Achmad Santosa.

"Indonesia mengapresiasi Norwegia yang merupakan negara terdepan dalam memerangi kejahatan perikanan dan menjadi negara yang juga mendorong usulan kejahatan perikanan sebagai kejahatan transnasional terorganisir," kata Susi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Susi mengingatkan lebih lanjut bahwa upaya membawa kejahatan perikanan sebagai TOC akan mengalami banyak tantangan. "Kita akan menghadapi tantangan serius dari negara-negara yang tidak mendukung ide kejahatan perikanan sebagai TOC," ujar Susi.

Dengan penyelenggaraan high level side event (HLSE) Transnational Organized Fisheries Crime di sidang CCPJP secara bersama antara Indonesia, Norwegia, dan United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC), Susi berharap akan menjadi salah satu jalan untuk meyakinkan bahwa kejahatan perikanan dan kejahatan lain yang terkait sebagai TOC. Tujuan utama forum ini adalah untuk meningkatkan pemahaman mengenai hal ini, yang juga mendorong upaya konkret negara-negara untuk meningkatkan kerjasama internasional yang lebih intensif dalam memerangi kejahatan secara efektif.

"Kehadiran Anda sangat penting dalam memperkuat posisi kita," tegas Susi.

Dalam kaitannya dengan hubungan bilateral, Susi menyatakan pada 24 November 2015, kedua negara telah menandatangani komunike bersama dalam kerjasama yang lebih dalam sebagai upaya memerangi kejahatan perikanan.

Dalam pertemuan selama 30 menit ini, Susi juga menyampaikan terima kasih atas dikirimnya para investigator perikanan Norwegia yang bergabung dalam Tim Pendukung Investigasi Multilateral (MIST) akhir maret lalu yan membantu penyelidikan kasus FV Viking. Kerjasama antara MIST dengan penyelidik Satgas telah sukses mengungkap para pemilik di belakang operasi Viking melalui bukti-bukti yang dikumpulkan dari kapal Viking.

Susi juga menyampaikan terima kasih kepada Norwegia atas program peningkatan kapasitas yang akan diselenggarakan di masa mendatang. Beberapa program tersebut, antara lain workshop mengenai kejahatan ekonomi dan pajak di industri perikanan dan pelatihan untuk penyelidik perikanan.

"Saya menantikan kerjasama lebih lanjut di antara dua negara dalam memerangi kejahatan transnasional perikanan terorganisir," kata Susi. (asy/rvk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads