Surabaya - Proses eksekusi terhadap Astini tidak diketahui pers. Namun menurut keterangan tim eksekutor bahwa Astini ditembak dalam posisi duduk dan tanpa ditutup matanya.Padahal dalam aturannya, posisi terpidana mati saat dilakukan eksekusi dalam keadaan berdiri dan mata yang ditutup. Seperti juga kebiasaan eksekusi mati dengan para terpidana mati sebelumnya,.Kesaksian itu diungkapkan Ariana Juliastuti anggota tim eksekutor dari Kejaksaan Negeri Surabaya. Kepada wartawan dia menegaskan bahwa terpidana mati Astini kondisinya duduk dikursi sebelum enam peluru timah panas mengonyak jantungnya."Setahu saya dia duduk. Hanya pakai kursi atau apa saya tidak jelas. Karena saya tidak tega menyaksikannya dari jarak dekat," jelas Ariana kepada wartawan di kamar jenasah RSU dr. Soetomo, Minggu pagi (20/3/2005).Saat eksekusi berlangsung, kata Ariana, Astini mengenakan busana putih-putih dengan kerudung warna hitam. "Dia sudah tabah menghadapi itu semua. Karena memang selama menjalani hukuman, dia telah memperdalam keimanan dengan meningkatkan ibadahnya," kata Riana dengan mata memerah seperti usai menangis.Sebelum menuju posisi yang telah ditetapkan, lanjut Riana, Astini berinisiatif sendiri menurunkan kerudungnya hingga menutup kedua matanya. "Setelah itu saya tidak tahu apa yang terjadi Saya hanya mendengar suara letusan tembakan yang berbarengan," tukasnya sambil matanya menerawang.Sesuai ilmu kedokteran tambah Riana Astini tidak bisa dipastikan langsung meninggal di tempat, karena ada jeda waktu hingga dokter menyatakan meninggal setelah regu tembak melepaskan timah panasnya secara bersamaan. "Selang beberapa menit dinyatakan meninggal dunia," jawabnya.
(mar/)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini