"Dulu corat-coret juga tapi dinding, setiap pengumuman penerimaan universitas negeri. Kami sediakan dinding di belakang ruang guru," ujar Pembina OSIS SMAN 3 Yogyakarta, Sumaryoto.
Hal ini disampaikan Sumaryoto kepada detikcom di kantornya, Jalan Laksda Yos Sudarso, Yogyakarta, Senin (9/5/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pembina OSIS SMAN 3 Yogyakarta, Sumaryoto |
"Kok kegiatannya nggak ada manfaaatnya. Kita bersyukur tapi nggak ada manfaaatnya untuk orang lain. Akan lebih baik kalau berbagi dengan orang lain," imbuhnya.
Dengan berbagi, kata Sumaryoto, kebahagiaan yang dirasakan siswa akan juga dirasakan oleh masyarakat. Tak hanya itu, siswa kerap mendapat 'bonus' doa yang bisa menambah rasa syukurnya.
"Anak-anak sering didoakan, ini sangat baik sekali untuk mereka," kata Sumaryoto.
Tidak hanya SMAN 3, sejumlah SMA negeri dan swasta di Yogya juga memiliki tradisi serupa. Sabtu (7/5) lalu, para siswa turun di Jalan Malioboro, Parkir Abubakar Ali, Parkir Ngabean, Pasar Kotagede, Titik Nol Kilometer, dan titik lainnya untuk membagi-bagikan nasi bungkus dan susu kedelai kepada tukang becak, andong, pedagang kaki lima, dan masyarakat lainnya.
Selain makanan dan minuman, para siswa juga memberikan seragam sekolah kepada orang yang membutuhkan. Rencananya, seragam akan dikirim ke Nusa Tenggara Timur (NTT). (sip/try)












































Pembina OSIS SMAN 3 Yogyakarta, Sumaryoto