Keraton Yogyakarta Larung Baju Sultan HB X di Pantai Parangkusumo Bantul

Keraton Yogyakarta Larung Baju Sultan HB X di Pantai Parangkusumo Bantul

Edzan Raharjo - detikNews
Minggu, 08 Mei 2016 15:01 WIB
Foto: Upacara Labuhan Tingalan Dalem Sri Sultan HB X di Pantai Parangkusumo, Bantul (Edzan Raharjo/detikcom)
Yogyakarta - Kraton Ngayogyakarto Hadiningrat menggelar prosesi labuhan di Pantai Parangkusumo, kawasan Parangtritis Kretek Bantul. Acara ritual labuhan merupakan rangkaian memperingati bertahtanya Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat Sri Sultan HAmengku Buwono X yang ke-27 atau sering disebut Tingalan Dalem ke-27.

Prosesi labuhan diawali dengan dengan labuhan di Parangkusumo pada hari Minggu (8/5/2016). Setelah itu dilanjutkan labuhan di Gunung Merapi di Dusun Kinahrejo, Cangkringan Sleman, Senin (9/5/2016) pagi.

Berbagai ubo rampe dari Keraton Yogyakarta di labuh di laut Pantai Parangkusumo Bantul, DIY. Labuhan yang disebut juga labuhan alit (kecil) ini dilakukan setahun sekali setiap tanggal 30 Rejeb berdasarkan kalender Jawa. Upacara labuhan menarik ribuan warga untuk menyaksikan dan juga untuk mendapatkan barang yang di labuh.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

(Foto: Edzan Raharjo/detikcom)


Sebelum di labuh di laut, berbagai ubo rampe terlebih dahulu di bawa ke Cepuri ke Parangkusumo. Cepuri Parangkusumo dipercaya merupakan tempat bertemunya penguasa Pantai Selatan, Ratu Kidul dengan pendiri dinasti Mataram, Panembahan Senopati. Berbagai uba rampe labuhan seperti seperangkat pakaian milik Sultan, bunga setaman, berbagai kain, potongan rambut dan potongan kuku Sultan diserahkan kepada juri kunci Mas Panewu Surakso Jaladri.‬

Usai didoakan di cepuri, berbagai ubo rampe kemudian di bawa ke laut dengan menggunakan tandu yang dibawa oleh para abdi dalem. Setelah sampai di bibir pantai, terlebih dahulu dilakukan ritual doa. Kemudian setelah selesa, ubo rampe di larung ke laut Pantai Parangkusumo. Berbagai ubo rampe yang yang telah dilarung ke tengah laut kemudian kembali ke tepi bersama ombak. Ubo rampe tersebut kemudian menjadi rebutan warga. Masyarakat yang mendapatkan berbagai uba rampe labuhan mempercayainya dan akan disimpannya.

(Foto: Edzan Raharjo/detikcom)


"Yang di labuh pakaian putri Keraton yang masih baru belum pernah di pakai. Kemudian ada lorotan ada rambut, kuku. Kemudian ageman dalem seperti baju, kaos, celana," kata juru kunci pemancingan parantritis, Mas Penewu Surakso Jaladri.

Menurutnya, rambut atau kuku adalah kagungan dalem (Sri Sultan HB X), yakni saat memotong dikumpulkan dan kemudian di larung dalam labuhan tersebut. Selain itu juga terdapat kembang yang merupakan lorotan atau bekas sesajian yang sudah kering di keraton yang dikumpulkan dan kemudian di larung.

(nwk/bgs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads