"Sesaat sesudah saya pulang, ada gerakan massa itu. Saya sih nggak kenapa-kenapa, ya cuma ada kalimat 'gusur..!' 'gusur..!'. Saya langsung jalan," kata Sekda Saefullah di kantornya, Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Selasa (6/2/2016).
"Saya minta cek apa sih sebetulnya masalahnya, ternyata ada surat beredar SP1 dari Gubernur, Wali Kota dan Satpol PP. Saya bilang itu palsu. Mana, saya cek bukti suratnya," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saefullah mengatakan kedatangannya menemui warga luar batang malam tadi untuk mengobservasi masjid yang akan ditata Pemprov, termasuk PKL. Saefullah mengaku menawarkan warga yang ingin menjual tanahnya ke Pemprov, namun tidak memaksa.
"Saya sampaikan kalau ada sekitar masjid (tanah) suratnya jelas, ada sertifikat jelas, mau dijual, DKI akan beli. Untuk apa? Plaza masjid supaya orang datang lihat plaza, ada kaki lima dan sebagainya," ujarnya.
"Jadi tidak ada konsep Pemda DKI untuk menggusur warga di sekitar masjid," tegasnya.
Saefullah saat ini sedang mencari SP1 palsu yang membuat warga terprovokasi. Dalam kunjungan semalam, seorang Satpol PP juga mengalami luka. Saefullah menuturkan tetap akan ke sana lagi untuk komunikasi dengan warga.
"Ya begini ini kampung kita, lanjut saja. Hanya salah paham. Ini bukan kunjungan pertama atau terakhir, kita akan terus silaturahmi," ucap Saefullah. (bal/aan)