Selain soal UKT, ini Kantin Bonbin yang Picu Ribuan Mahasiswa UGM Demo

Selain soal UKT, ini Kantin Bonbin yang Picu Ribuan Mahasiswa UGM Demo

Bagus Kurniawan, Edzan Raharjo - detikNews
Senin, 02 Mei 2016 17:05 WIB
Kantin Bonbin/Foto: Edzan Raharjo-detikcom
Sleman - Ribuan mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) turun ke jalan, Senin (2/5/2016). Mereka memprotes Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan status PTN BH (Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum), dan menolak relokasi Kantin Bonbin.

Kantin atau warung Bonbin berada di dekat Fakultas Ilmu Budaya, Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) dan Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) di Kompleks Bulaksumur Yogyakarta berusia sekitar 30 tahun. Kantin dibuat atas prakarsa Rektor UGM (alm) Prof Dr Koesnadi Hardjasoemantri, SH pada tahun 1986-an.

Ide (alm) Koesnadi waktu ini adalah menata para pedagang bakso, es campur yang tersebar di berbagai tempat di Bulaksumur.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kantin Bonbin/Foto: Edzan Raharjo-detikcom

Para pedagang yang berjualan di sekitar fakultas-fakultas kemudian dibuatkan semacam shelter permanen. Saat itu dibuat banyak tempat untuk menampung para pedagang. Beberapa tempat itu diantaranya di sekitar Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) dan Fakultas Kedokteran (FK), sekitar Fakultas Biologi, di sebelah utara Gelanggang Mahasiswa dan sebelah timur Fakultas Sastra yang sekarang berganti nama FIB.

Saat berdiri di sebelah timur FIB, tempat itu masih merupakan lahan kosong. Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FIB) belum berpindah di tempat dari Gedung Pusat menuju gedung fakultas saat ini yang ada di sebelah utara Jl Humaniora. Demikian pula Fakultas Psikologi dan Filsafat juga belum berpindah di kawasan sekarang ini. FEB, Psikologi, Filsafat baru berpindah di kompleks Sosio Humaniora pada tahun 1990-an.

Kantin yang kemudian dinamakan menjadi bonbin itu menampung banyak pedagang makanan dan minuman itu akhirnya menjadi tempat yang ramai untuk nongkrong para mahasiswa. Bahkan pada saat reformasi tahun 1997-1998 menjadi tempat berkumpulnya para aktivis dari berbagai fakultas untuk berdemo.

Foto: Edzan Raharjo/detikcom

Pada sekitar tahun 1992, kawasan tersebut sudah dikenal dengan sebutan bonbin. Namun kalau melihat sekitar tempat itu bukan sebuah kebun binatang. Tidak ada satupun hewan buas atau peliharaan di tempat itu. Yang ada ada burung-burung liar yang beterbangan.

Mungkin para mahasiswa menyebut tempat itu dengan sebutan bonbin karena di sebelah selatan kantin adalah lahan kosong yang banyak ditumbuhi tumbuhan semak-semak sebelum menjadi tempat parkir kendaraan bermotor untuk mahasiswa FIB dan FEB.

Mungkin pula di sebut dengan sebutan bonbin karena orang atau mahasiswa berkumpul yang begitu ramai sejak pagi hingga kantin tutup. Sumpah serapah atau celotehan bahkan pisuhan (makian) seringkali terdengar bila kita nongkrong di tempat itu. Boleh dikata sebutan bonbin karena berbagai ucapan bahasa-bahasa pisuhan muncul di tempat itu.

Hingga saat ini bonbin menjadi tempat berkumpulnya mahasiswa dari berbagai fakultas terutama mahasiswa yang berada di kompleks sosio humaniora.

Ribuan mahasiswa UGM berdemo hari ini (Foto: Bagus Kurniawan/detikcom)

Sejak berdirinya, kantin bonbin baru sekali mengalami renovasi pada sekitar tahun 2008-an. Sebelum tahun itu, kantin bonbin masih seperti bentuk aslinya berupa shelter dengan bangunan terbuka dari beton dan atap genting press. Di tempat itu menampung lebih kurang ada sekitar 10-an pedagang makanan dan minuman.

Pada sekitar tahun 2008-an kantin bonbin direnovasi dengan bantuan dari sebuah bank swasta. Bangunan tempat pedagang berjualan ditata lebih rapi dan dilengkapi dengan dua buah toilet. Kantin bonbin sampai sekarang jauh lebih bersih dibandingkan sebelum tahun 2000-an.

Saat ini, kantin bonbin akan di relokasi. Para pedagang akan dipindahkan ke sebelah timur yakni di kawasan lembah UGM yang dinamakan kawasan Pusat Jajan Lembah (Pujale). Mereka akan digabung bersama para pedagang lainnya yang berdekatan dengan tempat parkir sepeda motor.

Demo mahasiswa masih berlangsung hingga sore ini. Mereka meminta rektorat memberi jawaban. Namun permintaan itu belum direspons. (bgs/trw)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads