Selain dengan BNPT, Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia ( BNP2TKI) juga menggandeng Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU) untuk mengantisipasi pengaruh gerakan radikal terhadap TKI. Para TKI diberikan pemahaman tentang Islam sesuai tuntunan Alquran.
BNP2TKI, BNPT dan PBNU menggelar dialog anggota Komunitas Islam Korea di Islamic Centre di Ansan, dekat Seoul, Korea Selatan, Sabtu (30/4/2016). Dialog dihadiri Kepala BNP2TKI Nusron Wahid, Direktur Perlindungan Deputi I BNPT Brigjen Pol. H. Herwan Chaidir, pengurus PBNU KH. Ah. Nadhif dan Atase ketenagakerjaan serta Atase Pertahanan pada KBRI di Seoul, Korea Selatan.
"Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah negara yang dibangun berdasarkan konsep daar al salaam yakni damai, aman dan sejahtera, bukan daar al kufr karena tidak menggunakan syariat Islam sebagai standar hukum jadi harus diperangi dan dihancurkan," ujar KH. Ah. Nadhif.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
KH. Ah. Nadhif dalam kesempatan itu menyampaikan kecemasannya akan kemerosotan kualitas dakwah umat Islam. Ciri-ciri kiamat adalah banyak pendakwah, tapi sedikit yang memahami agama. Kondisi ini memicu umat salah kaprah dalam memahami Islam.
Oleh sebab itu, dia mengingatkan, supaya tidak salah dalam memahami agama, sehingga terperosok pada radikalisme, harus selektif memilih guru, jangan belajar kepada orang yang pemahaman agamanya masih dangkal, apalagi kepada internet.
Menanggapi pertanyaan peserta, bahwa NKRI adalah daar al kufr, karena tidak menggunakan syariat Islam sebagai standar hukum, sehingga pantas untuk diperangi, KH. Ah Nadhif menegaskan,Β umat Islam tidak boleh terjebak pada dualisme pemikiran semacam itu. Pemahaman seperti itu adalah benih-benih munculnya tindakan terorisme yang mengancam kemanusiaan.
"Pemahaman bahwa jika suatu Negara bukan Daar al Islam berarti adalah Daar al Kufr, sehingga pantas dihancurkan dan diruntuhkan pemerintahannya, itu tidak benar. Karena ada juga konsep Daar al Salam, yaitu Negara yang damai, aman dan sejahtera, NKRI adalah Daar as Salam", jelasnya.
Lalu dia menceritakan kisah para sahabat yang diizinkan oleh nabi selama lebih dari 7 tahun tetap tinggal di Habasyah. Meskipun di bawah kepemimpinan non muslim, asalkan mereka tetap mendapatkan hak-haknya, baik untuk beribadah, pendidikan dan kesejahteraan yang layak.
Mengakhiri acara, KH. Ah Nadhif dari PBNU memberikan pesan kepada TKI di Korea untuk senantiasa mencintai Indonesia sebagai tanah air. Jangan pernah diantara kita punya pikiran untuk melakukan aksi terror yang mengancam nyawa saudara-saudara kita di Indonesia.
"Jika kita kehilangan segala sesuatu, pergilah ke pasar maka engkau akan mendapatkan gantinya, tapi jika kamu semua kehilangan tanah air, kehilangan kebangsaan, kemanakah engkau akan mencari?"pungkasnya.
Sementara itu Direktur Perlindungan BNPT Brigjen Pol. H. Herwan Chaidir menjelaskan peta gerakan transnasional terorisme dan tindakan pemerintah dalam menanggulangi aksi teror.
"Laporkan ke KBRI, jika ada ajakan-ajakan dan penyebaran doktrin dari oknum untuk melakukan jihad, dengan janji manis akan mendapatkan surga," imbaunya.
Kepala BNP2TKI Nusron Wahid menyatakan, kegiatan deradikalisasi yang berlangsung sejak Jumat-Minggu (29 April-1Mei 2016) akan dilanjutkan secara berkelanjutan di negara-negara penempatan TKI seperti Singapura, Malaysia, Saudi Arabia dan negara-negara di Timur-Tengah lainnya. (ega/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini