Rumah Raden Saleh, Bangunan Tertua di Menteng yang Kini Memprihatinkan

Rumah Raden Saleh, Bangunan Tertua di Menteng yang Kini Memprihatinkan

Nur Khafifah - detikNews
Selasa, 26 Apr 2016 15:41 WIB
Foto: Rumah Raden Saleh (Khafifah/detikcom)
Jakarta - Mungkin tidak banyak yang tahu bahwa salah satu peninggalan tertua di kawasan Menteng adalah rumah Raden Saleh. Bangunan yang kini menjadi cagar budaya tersebut terletak di dalam RS PGI Cikini, Jl Raden Saleh, Cikini, Menteng, Jakarta Pusat.

Rumah Raden Saleh terletak di sisi tengah rumah sakit, tepatnya di depan taman utama. Bangunan dua lantai berwarna krem itu terlihat klasik dan cantik.

Halaman bangunan beralaskan keramik kuno merah bata dengan beberapa anak tangga melengkung di depannya. Bagian atap sisi utama berbentuk runcing dengan nuansa Eropa. Pintu-pintu bangunan tinggi dan lebar dihiasi ornamen-ornamen menarik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bangunan ini merupakan perpaduan gaya Eropa, Arab dan ada juga sentuhan China," kata anggota Pusat Dokumentasi Arsitektur (PDA) Indonesia, Arya Abieta, di rumah Raden Saleh, Jl Raden Saleh, Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (26/4/2016).

Salah satu keunikan ornamen adalah relief buah anggur di halaman gedung yang terdiri dari 17 ruangan ini. Ornamen ini tidak lazim karena biasanya arsitek memilih ornamen motif. Keunikan lainnya, menurut Arya, adalah bentuk bangunan yang tidak siku.

Selain itu, bentuk atap yang terdiri dari 3 bagian namun menyatu juga merupakan kesulitan tersendiri bagi arsitek. Arya menyebut rumah Raden Saleh dibangun berdasarkan prinsip ketukangan. Artinya, Raden Saleh tidak menggambar desain secara detail, namun lebih banyak berimprovisasi dan menampilkan nilai-nilai seni yang kuat.

"Dia lebih banyak menggambarkan prinsip," ucapnya.

Namun sayangnya kini kondisi gedung tersebut memprihatinkan. Banyak bagian bangunan yang telah rusak, khususnya di lantai 2. Atap bangunan banyak mengalami kebocoran di sana-sini. Lantai kayu di lantai 2 banyak yang telah lapuk dimakan rayap dan berlubang.
Lantai kayu yang lapuk dimakan rayap (Foto: Nur Khafifah/detikcom)


Menurut Arya, salah satu penyebab kerusakan lantai adalah karena penyesuaian penggunaan gedung. Lantai kayu dilapisi dengan kayu lapis tambahan dan karpet karena selama ini ruangan dipasangi AC. Namun karena atap bocor, karpet menjadi basah dan menyebabkan kayu lapis lembab sehingga banyak dimakan rayap.
Atap bangunan yang bocor (Foto: Nur Khafifah/detikcom)

Β 
"Ini yang mengkhawatirkan. Rumah Raden Saleh ini seperti nenek tua yang butuh perawatan mendesak," kata Arya.

Saat ini Arya dan tim telah merampungkan penelitian dan dokumentasi awal untuk mengetahui kondisi serta tingkat kerusakan rumah Raden Saleh. Selanjutnya, tim akan melakukan revitalisasi dengan terlebih dahulu melakukan analisasi konstruktif.

"Kami sudah mengetahui tingkat kerusakan dan titik-titiknya. Namun bagaimana cara memperbaikinya, butuh analisa lagi," ujarnya.
Bangunan bersejarah ini segera direvitalisasi (Foto: Nur Khafifah/detikcom)


Bukan perkara mudah untuk merevitalisasi tempat bersejarah seperti rumah Raden Saleh, karena orisinalitas bangunan harus dipertahankan. Selama ini penelitian yang dilakukan tim juga tidak merusak bangunan. Yakni menggunakan gelombang dan berbagai teknologi terbaru lainnya.

Kendala lainnya, diakui Arya, ada pada dana. Saat ini proses revitalisasi terhambat karena minimnya dana yang tersedia. Sementara proses penelitian dan dokumentasi awal telah rampung berkat sokongan dana dari Kedubes AS.

"Sementara ini kami sudah berbicara dengan Kemendikbud dan Pemprov DKI Jakarta untuk pendanaan selanjutnya," kata Arya.

(khf/aan)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads