Di KPK, 2 Anggota DPRD DKI Ditanya Pembahasan Raperda Zonasi di Balegda

Jakarta - Dua anggota DPRD DKI Jakarta Selamat Nurdin dan Bestari Barus diperiksa oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada untuk tersangka M Sanusi. Keduanya mengaku tidak tahu soal adanya bagi-bagi uang dalam kasus pembahasan Raperda Rencana Zonasi dan Pulau-Pulau Kecil dan Raperda Rencana Tata Ruang (RTR) Kawasan Strategis Pantai Utara Jakarta.

Selamat Nurdin adalah ketua panitia khusus reklamasi Teluk Jakarta dan Bestari Barus adalah anggota Badan Legislasi Daerah (Balegda). "Enggak tahu (soal bagi-bagi uang)," ujar Selamat yang keluar terlebih dahulu usai pemeriksaan oleh penyidik KPK di gedung KPK, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Senin (25/4/2016).

Pemeriksaan Selamat oleh KPK terkait posisinya sebagai ketua panitia khusus reklamasi Teluk Jakarta. Selamat mengaku hanya disodori sedikit pertanyaan oleh penyidik selama diperiksa sebagai saksi.

Dia juga menyebut soal lamanya pengesahan Raperda Zonasi adalah tanggung jawab dari Balegda. "Tanya ke Balegda," ucapnya.

Tidak berapa lama, Bestari keluar dari gedung KPK usai menjalani pemeriksaan dalam kasus yang sama. Fokus pertanyaan penyidik ke Bestari seputar rapat soal Raperda Zonasi. 'Sebatas membahas soal raperda," katanya.

Dia juga mengaku tidak tahu adanya bagi-bagi uang dalam pelolosan raperda. "Tidak tahu," elaknya.

Bestari meninggalkan KPK sekitar pukul 14.15 WIB setelah diperiksa kurang lebih 3 jam oleh penyidik.

KPK sedang menggali pertemuan Balegda DPRD DKI Jakarta dengan Aguan pada akhir tahun 2015. Pertemuan itu diamini oleh sejumlah pihak termasuk Ketua Panitia Khusus Reklamasi DPRD DKI Selamat Nurdin.

Dalam pertemuan itu hadir pula Ketua DPRD DKI Prasetio Edi Marsudi, Ketua Balegda DPRD DKI M Taufik, Ketua Fraksi Hanura DPRD DKI Muhammad Sangaji dan Ketua Panitia Khusus Reklamasi DPRD DKI Selamat Nurdin. M Sanusi yang saat itu menjabat sebagai Ketua Komisi D DPRD DKI pun ikut ditelepon M Taufik untuk hadir.

Pengacara M Sanusi, Krisna Murthi, sempat mengatakan bahwa kliennya sempat ditelepon M Taufik untuk merapat dan menjelaskan tentang mekanisme raperda. Namun belakangan Krisna meralat ucapannya sendiri bahwa pertemuan itu bukan untuk membahas mekanisme raperda.

"Pertemuan itu memang ada. Itu perlu saya klarifikasi sedikit bahwa pertemuan itu di rumah Aguan sama sekali tidak membahas soal Raperda. Pertemuan itu ya Pak Sanusi diundang oleh Pak Taufik karena waktu itu berkaitan dengan pas Gong Xi Fa Chai (Imlek-red)," ujar Krisna, beberapa waktu lalu. (tfq/nrl)