Tentang Taman Jeka yang Pernah Terlupa lalu Jadi Basis Kelompok Santoso

Memburu Kelompok Santoso

Tentang Taman Jeka yang Pernah Terlupa lalu Jadi Basis Kelompok Santoso

Erwin Dariyanto - detikNews
Senin, 11 Apr 2016 14:11 WIB
Suasana dusun Taman Jeka, Poso. (Foto: Erwin Dariyanto/detikcom)
Jakarta - Jauh sebelum tahun 2011 mungkin tak banyak orang mengenal nama Dusun Taman Jeka, Desa Masani, Kecamatan Poso Pesisir, Kabupaten Poso di Sulawesi Tengah. Namun setelah itu nama dusun yang terletak di salah satu lereng Pegunungan Biru, Poso, itu mendadak terkenal.

Nama Dusun Taman Jeka kini terkenal seiring munculnya nama Santoso dan kelompoknya yang saat ini menjadi buron nomor wahid di Indonesia. Bagaimana dusun dengan 77 keluarga itu bisa menjadi basis kelompok Santoso?

Semua bermula pada 25 Mei tahun 2011, saat terjadi kasus penembakan terhadap anggota Kepolisian RI di kantor Bank BCA di Palu Sulawesi Tengah. Peristiwa tersebut cukup mengagetkan, khususnya bagi Kepolisian RI. Maklum sejak 2007 kondisi Poso dan Palu relatif sudah aman dari aksi kekerasan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejumlah anggota kelompok teroris yang biasa beroperasi di perkotaan berhasil 'dibersihkan'. Namun rupanya sebagian mereka masih ada yang beraktivitas dan merancang aksi dari pegunungan.

Peristiwa penembakan anggota Polri di depan kantor BCA tersebut seolah menyadarkan kepolisian bahwa Poso dan Palu belum sepenuhnya bersih dari kelompok teroris. Penelusuran kepolisian akhirnya didapatkan bahwa ada satu kelompok yang tengah melakukan latihan militer di Taman Jeka. Lokasi dusun ini berada di ketinggian dan sulit diakses.

Baca juga: Menyusuri Taman Jeka, Basis dan Titik Awal Pelarian Kelompok Santoso

Warga Taman Jeka seperti terlupakan oleh pemerintah daerah dan aparat keamanan. Masyarakat yang hidup dari berkebun kakao, merica, cengkeh dan aneka rempah-rempah harus menempuh rute yang tak mudah ketika menjual produk hasil pertanian mereka.

"Anda bisa rasakan sendiri bagaimana akses menuju Taman Jeka, bagaimana sulitnya warga yang akan menjual hasil produk perkebunananya," kata seorang anggota Satgas Tinombala gabungan TNI-Polri yang ditemui detikcom di Poso, Kamis (6/4/2016).

Di saat pemerintah daerah dan aparat keamanan seperti melupakan Taman Jeka, datanglah kelompok Santoso yang menyebarkan paham radikal. Dusun Taman Jeka yang asri dengan hawa sejuk khas pegunungan pun menjadi pusat pergerakan kaum radikal.Β  Tercatat ada enam anggota kelompok Santoso yang berasal dari Taman Jeka. Ada yang warga asli, ada juga pendatang yang menikah dengan penduduk setempat.

"Tempat itu (Taman Jeka) menjadi pusat pergerakan, terorisme bisa tumbuh di situ karena daya tangkal masyarakat terhadap paham radikal sangat rendah," kata anggota Satgas yang tak mau namanya disebutkan itu.

Kepala Desa Masani Joni Nasar Kolompo mengakui adanya upaya penyebaran ajaran tertentu kepada warga Taman Jeka. Selama ini warga tak mau pusing dengan kegiatan tersebut.


Kepala Desa Masani, Poso Joni Nasar Kolompo (Erwin/detikcom)


"Semua kembali ke kadar keimanan masing-masing. Mereka (warga) tidak peduli," kata Joni saat ditemui detikcom di Dusun Taman Jeka.

Satu yang saat ini diminta warga Taman Jeka adalah akses jalan agar masyarakat bisa dengan mudah menjual hasil produk perkebunan mereka.

(erd/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads