Pantauan detikcom di lokasi, Jumat (8/4/2016) penggeledahan masih berlangsung secara tertutup. Rumah berlantai dua bercat putih tersebut terlihat mencolok daripada rumah yang lain di sekitarnya. Tinggi pagar rumahnya hampir menutup lantai 1 rumah tersebut. Terlihat pohon palem berjejer di halaman rumah tersebut.
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Enggak lebih dari setahun belinya. Kita tahu itu rumah Pak Sanusi juga dari sopirnya. Kita juga enggak tahu kalau itu punyanya dia. Dia kan enggak pernah keluar-keluar, enggak kenal tetangga," kata Ibu Ani (32) penjual kopi di sebelah rumah Nomor 23A tersebut.
Menurut Ibu Ani, pihak KPK datang ke rumah tersebut sekitar pukul 17.00 WIB. Hanya satu mobil yang masuk ke rumah M Sanusi. Lalu, Ibu RT dan Bapak RW memasuki setengah jam setelahnya.
"Tadi KPK datang sekitar pukul 17.00 WIB sore lah. Cuma satu mobil datangnya. Terus mau maghrib sekitar pukul 17.30 WIB, Ibu RT sama Pak RW ikut masuk," jelas Ani.
Seperti diberitakan sebelumnya, kata Kabag Pemberitaan KPK Priharsa di Gedung KPK, penyidik KPK melakukan penggeledahan di rumah tersangka M Sanusi di Cipete, Jakarta Selatan. Tujuan penggeledahan tersebut untuk mencari barang bukti lain.
![]() |
Terkait kasus ini, KPK menetapkan tiga orang sebagai tersangka yaitu M Sanusi selaku Ketua Komisi D DPRD DKI dan Presdir PT Agung Podomoro Land (PT APL) Ariesman Widjaja serta Trinanda Prihantoro selaku Personal Asistant di PT APL.
M Sanusi sendiri ditangkap KPK Kamis (31/3) malam dengan sangkaan menerima suap sebesar Rp 2 miliar yang diberikan dalam dua tahap dari PT APL. Barang bukti yang diamankan KPK saat operasi tangkap tangan sebesar Rp 1,14 miliar.
(dnu/dnu)