Populasi Badak Sumatera saat ini masuk dalam status critically endangered. Di dunia, diperkirakan jumlah spesies ini tak lebih dari 100 ekor dengan tingkat persebaran paling tinggi di Pulau Sumatera.
"Sejarahnya, tahun '90-an didengarkan ada badak di Kalimantan. Apa mungkin badak Sumatera ada di Kalimantan? Lalu tahun 1998 ada lagi informasi ada badak di Kalimantan. Tahun 2013 kita semakin intens kepada badak Sumatera," ujar Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati, KLHK, Bambang Dahono Adji di Senayan, Selasa (6/4/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tim dokter kini tengah melakukan otopsi terhadap Najaq. Selain untuk mencari penyebab kematiannya, diharapkan dari autopsi ini juga dapat menambah pengetahuan baru tentang badak.
"Autopsi akan dilakukan sebagai bahan ilmiah para ilmuan selanjutnya. Kedua, kita akan lakukan pengawetan. Inilah badak Sumatera yang terbukti ada di Kalimantan," ujar Bambang.
Pilihan autopsi ini memang diwajibkan bagi hewan yang dilindungi. Terlebih kematian badak Najaq yang sempat terjerat tali di kaki kiri belakangnya. Ia terkena perangkap yang dipasang oleh masyarakat. Najaq juga akan diawetkan dengan air keras sebagai bukti eksistensinya.
"Nanti akan diawetkan tujuannya utk pengetahuan umum dan ilmiah. Ketika jadi objek penelitian, untuk pengembangan ilmu. Juga untuk wisata. Mau ditaruh di mana, ini belum ditentukan," tutur Bambang.
![]() |
Di lokasi yang sama, Direktur Eksekutif Yayasan Badak Indonesia, Widodo Ramono berujar, penemuan badak di Kutai ini merupakan sebuah keistimewaan. Populasi Badak Sumatera saat ini masuk dalam status critically endangered. Di dunia, diperkirakan jumlah spesies ini mesti menjadi bahan pembelajaran terlebih karena badak memiliki tingkat fertilitas yang rendah.
"Dengan adanya kematian badak, kita harus melihat, bahwa kehidupan badak Sumatera itu unik. Badak betina kalau tidak kawin, punya masalah dengan saluran reproduksinya. Bisa saja kista. Begitu pun jantannya, punya kualitas sperma yang naik turun. Tidak selalu bagus kualitasnya. Inilah yang unik," ujar Widodo. (rvk/rvk)