"Tinggal teknis. Tapi hati-hati karena izin mendirikan bangunannya (IMB proyek Hambalang) 3 lantai, tapi yang dibangun 5-6 lantai," kata Basuki di Kantor Kementerian PUPR, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (31/3/2016).
Dijelaskan Basuki, karena itu pihaknya akan terus melakukan diskusi dengan para pakar. Semua opsi dipertimbangkan dan dikaji mendalam agar tak jadi masalah di kemudian hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Basuki memang sudah membentuk tim teknis untuk mengkaji kelanjutan proyek Hambalang ini. Tim ini terdiri dari 4 bagian, yaitu tim audit bangunan gedung, tim audit sistem drainase karena bertempat di lereng bukit, tim teknis geoteknik lingkungan terkait kebencanaan dan tim teknis regulasi dan perizinan. Tim ini terdiri dari para pakar terbaik dari UI, ITB, UGM, Undip dan lain-lain.
(Baca juga: Dukung Kelanjutan Proyek Hambalang, Pimpinan KPK: Jangan Ada Masalah Baru)
Tim yang dibentuk pada 21 Maret 2016 setelah Presiden Jokowi sidak ke proyek Hambalang pada Jumat (18/3) lalu ini telah turun ke lapangan melakukan pengecekan. Ada beberapa temuan yang didapat dan sudah dilaporkan ke Presiden Jokowi.
"Kesimpulannya, ada pergerakan tanah (tanah mengalami penurunan permukaan) 8 milimeter per tahun. Menurut kriterianya, kalau pergerakan kurang dari 1,5 centimeter per tahun, itu sangat lambat. Saya kasih pembanding, di Pluit itu (penurunan permukaan tanahnya) 12-15 cm per tahun. di Hambalang 8 milimeter. Jadi sangat lambat," papar Basuki.
"Kami juga melakukan pengamatan tegakan bangunan. Masih berdiri tegak dan tidak bergeser, tidak ada retakan yang berarti di dalam gedung. Hanya retakan rambut yang normal. Kemudian ada longsoran tanah timbunan, itu biasa," sambungnya.
(Baca juga: Begini Isi Bangunan Hambalang yang Bikin Jokowi Geleng-geleng Kepala)
Ditambahkan Basuki, pihaknya akan bekerja keras untuk menentukan kelanjutan proyek Hambalang ini. "Itu butuh dua minggu untuk menentukan safe or not-nya," imbuhnya. (hri/fjp)











































