"Aku keluar dari Raqqah nggak lewat jalan raya, aku nyelonong nyelonong ke gunung selama 6 hari itu," ujar Sri Rahayu mengawali kisahnya di kantor Kementerian Luar Negeri, jalan Pejambon, Jakarta Pusat, Selasa, (29/3/2016).
Pelariannya dari Raqqah, Suriah itu berawal dari upayanya mencari kontak orang KBRI di Damaskus. Ia mendapatkan kontak orang KBRI dari anak majikannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama perjalanan Sri Rahayu ditemani oleh majikannya. Petugas KBRI menjemput Sri di tengah perjalanan. Selama di perjalanan dia tidak membawa barang apapun dari rumah majikannya.
"Pas aku di tengah jalan, orang KBRI jemput aku, majikan aku langsung pulang ke rumahnya. Majikan aku satu, dia menemani sampai setengah perjalanan. Karena dia tidak bisa keluar dari Raqqah juga," tambah dia.
Di perjalanan, ia mengaku harus menyamar sebagai istri majikannya untuk menghindari kecurigaan militan ISIS. Saat itu dia menggunakan pakaian khas Timur Tengah dan menutupi mukanya dengan cadar.
"Di jalan banyak kemah-kemah, mereka tanya Ini siapa, kata majikan aku ini istri aku. Aku pakai sarung tangan, aku pakai cadar. Seandainya mereka tahu aku orang Indonesia aku akan dipenjara," kata Sri.
Sri Rahayu tiba di Indonesia bersama dengan 32 teman seprofesi hari ini pukul 07.30 WIB. Ia mengaku setelah ini tidak akan pernah kembali lagi ke negara manapun untuk bekerja. Ia ingin menghabiskan sisa hidupnya di Indonesia.
(erd/trw)