Kata Sosiolog UGM Soal Kenapa Napi di Penjara Bisa Begitu Beringas

Kata Sosiolog UGM Soal Kenapa Napi di Penjara Bisa Begitu Beringas

Rina Atriana - detikNews
Minggu, 27 Mar 2016 07:03 WIB
Foto: Ilustrasi/Thinkstock
Jakarta - Sejumlah penghuni Rutan Bengkulu terlibat kerusuhan yang berujung kebakaran dan tewasnya lima narapidana pada Jumat (25/3) lalu. Sebetulnya, apa yang membuat napi begitu beringas antar sesama mereka?

Sosiolog Universitas Gadjah Mada (UGM) Suprapto coba menjabarkan beberapa kemungkinan yang bisa menjadi dasar selisih paham tersebut.

"Banyak faktor yang menjadi penyebab kenapa narapidana itu membakar lapas. Pertama bisa karena kenapa dia berada di sana, karena memang punya prilaku tidak baik," kata Suprapto saat dihubungi detikcom, Sabtu (27/3/2016) malam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kedua, bisa karena dia sudah merasa jenuh berada di sana. Ingin mengakhiri dan segera bisa terbebas dari kondisi itu. Ketiga bisa karena kecewa mendapat prilku yang tidak wajar, jadi sebuah reaksi atas perlakuan yang ada," jelasnya.

Menurut Suprapto, ada pula faktor eksternal yang bisa menyebabkan mereka berani nekat. Salah satunya sistem pembinaan di lapas.

Baca juga: Ricuh di Rutan Bengkulu Bukan Saat Razia Narkoba, Tapi Usai BNNP Jemput Napi

"Kalau sampai ada reaksi seperti itu (pembakaran dan kerusuhan). Itu bisa saja karena adanya kecewa jangka panjang, terakumulasi, karena tidak setiap orang merespon stimulus dengan tindakan rasional," ujar Suprapto.

"Di samping faktor-faktor internal yang tadi saya sampaikan. Selama ini sistem pembinaan di lapas harus dibuat sedemkian rupa agar bersifat kekeluargaan," jelasnya. Β 

Suprapto yang pernah melakukan pembinaan di sebuah lapas di Yogya itu menuturkan, sebaiknya ada koreksi pendekatan. Jangan sampai peraturan, penyuluhan, atau pelatihan dilakukan secara mekanistik, dan bukan humanistik.

"Saya menyarankan bahwa harus ada koreksi pendekatan, bagaimana membuat mereka kerasan," tutur Suprapto.

"Beri pelatihan-pelatihan yang bisa dipakai ketika mereka keluar. Buat napi agar tidak merasa dikungkung di teralis besi. Saya dulu berhasil (ketika jadi pembina), para napi setelah keluar mengaplikasikan apa yang mereka pelajari," pungkasnya. (rna/jor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads