Duet Tito Karnavian dan Rudy Sufahriadi Memburu Jaringan Santoso

Duet Tito Karnavian dan Rudy Sufahriadi Memburu Jaringan Santoso

Idham Kholid, Ray Jordan - detikNews
Kamis, 24 Mar 2016 16:23 WIB
Kepala BNPT Tito Karnavian. (Foto: Pool)
Jakarta - Jaringan teroris kelompok Santoso terus diburu. Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan menyebut saat ini kelompok Santoso sudah terkepung. Dua perwira tinggi kepolisian RI 'dipasangkan' untuk memburu Santoso dan kelompoknya.

Mereka adalah Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Inspektur Jenderal Tito Karnavian dan Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah Brigadir Jenderal Rudy Sufahriadi. Tito dan Rudy menghabiskan hampir separuh kariernya di kepolisian untuk memburu kelompok teroris.


Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen Rudy Sufahriadi (foto: Idham Khalid/detikcom)


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada 2004 Tito Karnavian yang merupakan peraih Adhimakayasa Akademi Kepolisian 1987 ditunjuk memimpin Detasemen Khusus 88 Antiteror Polda Metro Jaya. Dia yang saat itu berpangkat Ajun Komisaris Besar memimpin 75 personel untuk memburu kelompok teroris pimpinan duet Noordin M Top dan Dr Azahari Husin.

Tahun 2005, Tito tergabung dalam tim yang berhasil melumpuhkan Dr Azahari di Batu, Malang, Jawa Timur. Atas keberhasilan tersebut, pada 9 November 2005 Tito dan sejumlah personel Densus 88 Antiteror mendapatkan kenaikan pangkat luar biasa.

Usai melumpuhkan Dr Azahari, Tito Karnavian dan Tim Densus 88 Antiteror mendapat tugas menangani konflik di Poso, Sulawesi Tengah. Tito tergabung dalam Satuan Tugas Badan Reserse dan Kriminal Mabes Polri untuk mengungkap kasus kekerasan di Poso yang dibonceng kelompok radikal. Saat itu Kapolda Sulteng dijabat oleh Badrodin Haiti yang saat ini menjadi Kepala Kepolisian RI.

Adapun Rudy Sufahriadi yang saat itu berpangkat Ajun Komisaris Besar menjabat Kepala Kepolisian Resor Poso. Badrodin, Tito, dan Rudy bersama Tim Densus 88 yang dipimpin Brigjen Bekto Suprapto memburu pelaku kekerasan di Poso. Konflik Poso pun akhirnya bisa diatasi. Kembali Tito terlibat menjadi salah satu anggota tim yang berhasil menangani konflik Poso.

Selesai menangani konflik Poso, pada 2009 Tito Karnavian juga tergabung dalam penumpasan jaringan kelompok teroris pimpinan Noordin M Top. Sohib Dr Azahari itu berhasil dilumpuhkan dalam sebuah penggerebekan di Solo, Jawa Tengah.

Sepeninggal Noordin M Top dan Dr Azahari, ada kelompok jaringan Santoso yang kini terus diburu.Β  Kapolri Jenderal Badrodin Haiti secara khusus menugaskan Brigjen Rudy sebagai Kapolda Sulteng untuk memburu kelompok Santoso. Β 


Kelompok Santoso/istimewa/detikcom


Sebagaimana diketahui, di Poso menghadapi kelompok Santoso, maka dibutuhkan orang yang punya pengalaman di bidang teroris. "Maka pertimbangan itu jatuh ke Brigjen Rudy. Karena dia pernah di Densus, pernah di Poso, pengalaman dia cukup baik mengendalikan organisasi yang dilakukan," kata Badrodin saat melantik Rudy dan sejumlah Kapolda baru di Rupatama Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (10/3/2016).

Rudy mengaku siap memburu kelompok Santoso. Dia mengaku optimistis dapat membekuk gembong teroris Santoso dan jaringannya.

"Saya belum berencana ganti strategi yang sudah ada. Yang pasti saya akan pimpin langsung perburuan Santoso. Saya tidak akan di Palu saja, saya kejar Santoso di mana pun dia," kata Rudy.

Hampir bersamaan dengan pelantikan Rudy sebagai Kapolda Sulteng, Tito Karnavian diangkat sebagai Kepala BNPT. Mantan Kapolda Metro Jaya itu akan fokus untuk menumpas kelompok teroris di Poso, Sulawesi Tengah. Tito akan berduet dengan Rudy untuk memburu kelompok Santoso.

Baca juga: Jadi Kepala BNPT, Tito Akan Fokus Tumpas Kelompok Teroris Santoso di Poso (erd/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads