Purnawirawan Polri ini Pertanyakan Tewasnya Terduga Teroris Siyono

Purnawirawan Polri ini Pertanyakan Tewasnya Terduga Teroris Siyono

Dhani Irawan - detikNews
Selasa, 15 Mar 2016 10:01 WIB
Foto: Ilustrasi/Thinkstock
Jakarta - Purnawirawan Polri Irjen (Purn) Anton Tabah yang kini duduk di Komisi Hukum dan HAM MUI Pusat mengkritisi kinerja kepolisian terkait tewasnya terduga teroris Siyono di Klaten, Jateng. Anton menilai ada keanehan dari keterangan penyebab tewasnya Siyono yang dituding sebagai neo jamaah Islamiyah ini.

"Saya sangat sedih mengikuti perkembangan kasus tewasnya Siyono terduga teroris asal Klaten Jawa Tengah. Apalagi tewasnya sangat aneh kelahi dengan polisi di mobil yang membawanya atau menangkapnya," terang Anton Tabah saat berbincang, Selasa (15/3/2016).

Menurut Anton Tabah, walau dikemukakan berbagai alasan, pernah dilakukan kajian serius.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bertubi-tubi umat dan masyarakat bertanya ke saya selaku komisi hukum dan ham MUI pusat. Sebelum menjawab saya coba klarifikasi ke pejabat-pejabat Polri. Hanya Irwasum Polri Komjen Dwi Priyatno yang jawab, katanya tersangka kooperatif," urai dia.

Karena kooperativ itu, maka Siyono tak diborgol. Dan hanya seorang anggota kepolisian saja yang mengawal.

"Tapi kalau kelahi di dalam mobil berarti tersangka tidak diborgol? Kalau tidak diborgol, kesalahan polisi cq Densus88 karena memborgol tersangka itu kewajiban absolut yang wajib ditaati oleh polisi di seluruh dunia. Ingat tersangka terkenal seperti Michail Jackson saja diborgol padahal hanya kasus ringan pelecehan seksual," urai dia.

"Jelaslah kalau nangkap tersangka ya harus taati SOP. Diborgol, kan cukup jelas," tambah dia lagi.

Anton mengungkapkan, dirinya juga mantan penyidik dan juga pernah menjadi komandan di lapangan yang puluhan kali memimpin penangkapan berbagai kasus kejahatan,

"Saya sedih tiap dengar tersangka tewas di tangan polisi walau itu baku tembak, apalagi tewas karena kelahi dengan polisi di dalam mobil. Astagfirulloh. Tersangka harus dilindungi, juga keselamatan memborgol tersangka itu juga demi keselamatan dan keamanan tersangka. Saya imbau semua pihak juga LPSK supaya menjelaskan pentingnya memborgol tersangka dan itu bukan semena-mena. Tapi juga untuk keselamatan tersangka dan petugas," tutup dia. (dra/dra)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads