"Saya sangat sedih mengikuti perkembangan kasus tewasnya Siyono terduga teroris asal Klaten Jawa Tengah. Apalagi tewasnya sangat aneh kelahi dengan polisi di mobil yang membawanya atau menangkapnya," terang Anton Tabah saat berbincang, Selasa (15/3/2016).
Menurut Anton Tabah, walau dikemukakan berbagai alasan, pernah dilakukan kajian serius.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena kooperativ itu, maka Siyono tak diborgol. Dan hanya seorang anggota kepolisian saja yang mengawal.
"Tapi kalau kelahi di dalam mobil berarti tersangka tidak diborgol? Kalau tidak diborgol, kesalahan polisi cq Densus88 karena memborgol tersangka itu kewajiban absolut yang wajib ditaati oleh polisi di seluruh dunia. Ingat tersangka terkenal seperti Michail Jackson saja diborgol padahal hanya kasus ringan pelecehan seksual," urai dia.
"Jelaslah kalau nangkap tersangka ya harus taati SOP. Diborgol, kan cukup jelas," tambah dia lagi.
Anton mengungkapkan, dirinya juga mantan penyidik dan juga pernah menjadi komandan di lapangan yang puluhan kali memimpin penangkapan berbagai kasus kejahatan,
"Saya sedih tiap dengar tersangka tewas di tangan polisi walau itu baku tembak, apalagi tewas karena kelahi dengan polisi di dalam mobil. Astagfirulloh. Tersangka harus dilindungi, juga keselamatan memborgol tersangka itu juga demi keselamatan dan keamanan tersangka. Saya imbau semua pihak juga LPSK supaya menjelaskan pentingnya memborgol tersangka dan itu bukan semena-mena. Tapi juga untuk keselamatan tersangka dan petugas," tutup dia. (dra/dra)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini