Kasus Teror ke MenPANRB Jadi Pelajaran Mahal Bagi Guru Honorer

Kasus Teror ke MenPANRB Jadi Pelajaran Mahal Bagi Guru Honorer

Mei Amelia R - detikNews
Kamis, 10 Mar 2016 17:48 WIB
Mantan Menteri Pertanian Suswono di Polda Metro (Foto: Mei Amelia/detikcom)
Jakarta - Mashudi, guru honorer asal Brebes, Jateng yang mengirimkan teror ancaman kepada MenPANRB Yuddy Chrisnandi akan segera menghirup kebebasan setelah penangguhan penahanannya dikabulkan. Kasus tersebut menjadi pelajaran berharga bagi Mashudi.

Mantan Menteri Pertanian Suswono mengungkap, kekesalan guru honorer di sebuah SMA Negeri di Brebes yang kecewa tidak kunjung diangkat sebagai CPNS menjadi salah satu alasan mengirimkan teror tersebut.

"Ini pelajaran mahal bagi yang bersangkutan, dia sendiri sudah berjanji tidak akan mengulangi hal lagi seperti itu. Sesuatu itu kan ada mekanismenya, perjuangan untuk bisa diangkat PNS kan ada mekanismenya oleh karena itu tentu dia pun harus melalui satu proses yang harus ditaati," jelas Suswono kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (10/3/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tetapi menurutnya lagi, sebagai seorang guru, tidak sepatutnya Mashudi mengirimkan SMS teror apalagi dengan kata-kata kotor kepada seorang pejabat negara.

"Sebagai pendidik tidak pantas memang menyampaikan statement-statement seperti itu. Tapi latar belakang itulah (kekecewaan) yang menjadikan bahwa dia sama sekali tidak ada niat (untuk mengirim SMS ancaman)," ungkap mantan anggota DPR dari Dapil Brebes ini.

Ditangguhkan penahanannya Mashudi oleh penyidik Subdit Cybercrime Ditreskrimsus Polda Metro Jaya ini adalah berkat campur tangan Suswono. Suswono melakukan mediasi antara Mashudi dengan menteri Yuddy agar kasus tersebut diselesaikan secara kekeluargaan.

"Saya baru saja melakukan mediasi sehubungan dengan adanya permintaan dari keluarga untuk bisa memediasi persoalannya Pak Mashudi. Saya sudah datang dua kali bertemu beliau di tahanan dan saya pun sudah membaca ya SMS-SMS yang nadanya hujatan maupun juga ancaman," ungkap Suswono.

Suswono menilai pelaporan dari Sekpri MenPANRB, Reza Pahlevi adalah suatu hal yang wajar, mengingat isi pesan singkat tersebut bernada ancaman yang cukup serius. Namun Suswono juga memahami bahwa hal itu semata-mata dilakukan Mashudi karena sangat kecewa dengan keputusan MenPANRB yang tidak mengangkat para guru honorer yang sudah lama mengabdi.

"Tetapi memang latar belakang dari SMS-SMS yang nadanya tidak menyenangkan tadi memang berangkat dari kekecewaan yang bersangkutan. Dia adalah guru honorer yang sudah bertugas selama 16 tahun dengan honor terakhir Rp 350 per bulan," lanjutnya.

"Nah dulu pernah dijanjikan ada statement dari MenPANRB akan mengangkat pegawai honorer tapi kemudian diralat kembali bahwa tidak jadi. Nah itulah yang kemudian memunculkan adanya kekecewaan dan juga tadi ada tuduhan bahwa dia calo," paparnya.

Dengan adanya SMS balasan yang menuduh Mashudi sebagai calo, menjadikan pria berusia 38 tahun itu emosi dan tidak terkendali. Mashudi bahkan mengirimkan SMS tersebut berulang kali sejak Desember 2015-Februari 2016.

"Alhamdulilah dengan mediasi tadi bertemu beliau, Pak Yuddy pun juga dengan senang hati dan legowo juga memaafkan," tutupnya.

Mashudi dipastikan akan segera keluar dari tahanan setelah proses administrasi selesai. Pihak MenPANRB sendiri telah mencabut laporan tersebut, setelah menteri Yuddy menerima penjelasan dari Suswono. (mei/slh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads