"Saya berkeinginan suatu saat diubah UU DKI nggak harus cagub cawagub orang DKI, salah satunya. Jadi setiap pasangan ada betawinya," ucap Biem dalam diskusi 'Menuju Kursi Empuk DKI 1' di Hotel Gren Alia Jalan Cikini Raya, Jakarta, Minggu (28/2/2016).
Biem yang juga pernah jadi cawagub DKI tahun 2012 berpasangan dengan Faisal Basri itu menyebut Jakarta memang milik semua orang Indonesia, tapi tidak serta merta tidak ada putra daerah yang ikut memimpin Jakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Biem merujuk pada pasangan Jokowi-Ahok yang berasal dari daerah, begitu juga Wakil Gubernur DKI saat ini Djarot Saiful Hidayat. Warga DKI sendiri sulit menjadi gubernur atau wakil gubernur.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Polcomm Institute Heri Budianto menilai kondisi pemilih di Jakarta sangat beragam, dinilai dari demografi, sosiologis, psikologis dan gaya hidup.
"Tadi yang Bang Biem katakan konfigurasi politik. Jakarta itu unik, multikurtural. Pandangan 'putra daerah' penting untuk membangun trust politik yang kencang, walau tahun 2012 semua (cagub/cawagub) dari luar," papar Heri.
"Harapan (tokoh daerah maju Pilgub) itu selalu ada di Jakarta. Harapan untuk tokoh belum dikenal bahkan belum terpotret survei juga selalu ada," imbuhnya.
(bal/erd)











































