Kelola Majelis Taklim di Kalijodo, Sumiyati Tak Khawatir Pengaruh Prostitusi

Kelola Majelis Taklim di Kalijodo, Sumiyati Tak Khawatir Pengaruh Prostitusi

Jabbar Ramdhani - detikNews
Selasa, 16 Feb 2016 21:23 WIB
Foto: Jabbar
Jakarta - Sumiyati (54) bersama anak dan menantunya mengelola PAUD dan Majelis Taklim Al-Muttaqin di kawasan Kalijodo. Bagi mereka, sangat penting menanamkan pendidikan yang baik untuk anak-anak yang tinggal di kawasan red district tersebut.

Dengan fondasi pendidikan yang kuat, ia yakin anak-anak didiknya tak terpengaruh dengan kehidupan di lokalisasi prostitusi. Padahal tempat tinggal mereka hanya berjarak satu gang dari kawasan lokalisasi tersebut.

"Enggak (khawatir terpengaruh prostitusi). Yang penting sama kita kuat," kata Sumiyati saat ditemui detikcom di Kalijodo, Kelurahan Penjagalan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (16/2/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PAUD dan Majelis Taklim Al-Muttaqin ini didirikan oleh putri Sumiyati, yakni Sitri (39) dan suaminya, Muslim pada 8 tahun yang lalu. Setiap pagi mereka mengajar 30 anak PAUD yang berumur 3-6 tahun. Kemudian selepas maghrib hingga isya, Sumiyati serta anak dan menantunya menggelar majelis taklim. Muridnya adalah anak-anak yang berjumlah sekitar 50 orang.

Sumiyati mengaku, dahulu sering diminta setoran oleh preman setempat. Namun kini sudah tidak pernah lagi.

"Dulu sih iya (diminta setoran). Sekarang sudah tidak ada. Besarannya berapa saya lupa, sudah lama sekali," kata perempuan yang mengaku memiliki KTP DKI Jakarta ini.

Sumiyati yang tinggal di Kalijodo sejak puluhan tahun yang lalu ini awalnya mengaku terganggu dengan suara bising kafe. Namun lama-lama ia dan keluarganya terbiasa. "Tinggal di belakang kafe ya terganggu. Tapi lama-lama terbiasa," ujarnya.

Namun menurut perempuan asal Gombong, Jawa Tengah, ini setelah ditertibkan pada tahun 2002, suara bising kafe tak begitu terdengar seperti dulu.

(kff/bar)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads