"Mau tidak mau momentum ini kita wajibkan seluruh angkutan, terutama yang mau peremajaan wajib masang CCTV. Minimal 2 CCTV di dalam bus seperti TransJakarta, 1 di bagian depan dan 1 di belakang," ujar Andri saat berbincang dengan detikcom, Senin (15/2/2016) malam.
Mantan Camat Jatinegara ini menyebut permintaan dipasangnya CCTV itu juga diperuntukkan bagi bus Metromini. Hal tersebut menyusul tewasnya karyawan PT Telkom, Bagus Budiwibowo (41), yang terjatuh dari Metromini 640.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski demikian, Andri enggan berharap terlalu banyak Metromini saat ini bisa memenuhi permintaannya. Jangankan untuk memasang CCTV, untuk meremajakan angkutannya saja PT Metromini belum dapat melakukannya secara optimal lantaran masih adanya dualisme kepengurusan.
"Kalau seumpama dia mau meremajakan dengan bus baru jadi Metromini AC, walaupun saya kurang optimis, mau tidak mau saya wajibkan menggunakan CCTV. Tapi agak sulit karena izin perpanjangan proyek harus diusulkan dari perusahaan (PT Metromini) sampai sekarang kan belum jelas siapa," terangnya.
Andri juga sudah menawarkan para sopir Metromini untuk berhijrah ke PT Transportasi Jakarta. Namun hingga saat ini belum ada satu pun nama sopir yang didaftarkan juga untuk dilatih mengemudikan bus TransJ.
"Sudah ditawarin jadi sopir TransJ dan bus PPD (Perum Pengangkuta Djakarta), enggak tahu kenapa sampai sekarang belum mengirimkan namanya. Saya nawarkan itu di depan anggota DPRD Komisi B supaya pada tahu permasalahan di lapangan seperti apa," kata Andri.
"Kurang tahu juga (apa alasannya belum menyerahkan nama sopir Metromini). Saya sudah tagih, belum dikasih juga," pungkasnya. (aws/miq)