Menurut Andi, gerhana matahari total akan menutup proses pemanasan dan ionisasi di lapisan ionosfer sehingga 'arus ionosfer' akan terganggu. "Kejadian ini akan mengakibatkan gangguan medan magnet bumi," ujarnya.
![]() |
Menguji gangguan itu, lanjut dia, caranya dengan membandingkan pengamatan magnet bumi di tempat-tempat yang dilalui gerhana dengan data yang dikumpulkan di stasiun-stasiun magnet bumi di luar lintasan gerhana total.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
(Baca juga: BMKG Prediksi Cuaca di Kota Gerhana Cukup Bersahabat)
Gerhana terjadi ketika matahari, bulan, dan bumi dalam satu garis lurus. Andi mengatakan, posisi itu akan menyebabkan perubahan gaya tarik matahari dan bulan terhadap bumi mencapai titik maksimum. BMKG akan mengukur gravitasi di Palu yang dilintasi gerhana matahari total.
Hasilnya akan dibandingkan dengan nilai Bouguer Anomali (BA) pada sebulan sebelum dan sebulan setelah gerhana. "Apakah gravitasi bisa berubah dalam waktu beberapa menit, ini kan informasi ilmiah yang luar biasa," ujarnya.
Sementara itu pengamatan khusus gerhana matahari total akan ada di Ternate, Palu, Tanjung Pandan dan Bengkulu. BMKG akan menyediakan layanan video streaming gerhana di situs resminya sehingga bisa dinikmati mereka yang tak bisa ke lokasi gerhana matahari total.
Peneliti gerhana yang dikerahkan berasal dari Pusat Seismologi Teknik Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG. "Kami mempunyai 179 stasiun, masing masing mempunyai alat pengukuran untuk mengamati dalam konteks radiasi matahari, suhu, kelembapan dan juga pasang surut bumi," kata Andi. (okw/hri)