Andi menjelaskan, dalam ukuran dasarian atau sepuluh hari berturut-turut, mulai dari Bengkulu, Palembang, Tanjung Pandan Belitung, dan Palangkaraya masih ada kemungkinan curah hujan rendah dan menengah. "(Tapi) kemungkinan hujannya di bawah 20 persen," kata Andi dalam keterangan persnya di kantor BMKG di Jakarta, Kamis (11/2/2016).
Andi berharap nantinya cuaca akan bersahabat sehingga pengamatan gerhana tidak terganggu. Kualitas hasil pengamatan gerhana, khususnya untuk kepentinan ilmiah, memang sangat bergantung pada cerahnya cuaca.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Prakiraan cuaca ini sedikit banyak akan berpengaruh pada hasil pengamatan ilmiah tersebut. Sebab ada empat lokasi pengamatan di daerah Palu yang kemungkinan curah hujannya di atas 50 persen.
(Baca juga: 9 Lokasi Penelitian Gerhana Matahari Total 2016)
"Semoga pada tanggal itu kita semua bisa benar-benar menikmati fenomena alam yang langka tersebut," kata Andi. "Kalau pun hujan, semoga tidak pada saat gerhana matahari total terjadi."
Sebelumnya lembaga antariksa Amerika Serikat, NASA, menyarankan para pengamat gerhana memilih wilayah di Indonesia bagian timur. Peneliti NASA yang akan mengamati gerhana matahari total memang memilih Maba, Maluku Utara. "Hasil observasi kami terhadap jalur gerhana di Indonesia menunjukkan lokasi pengamatan yang terbaik ada di Sulawesi dan Maluku,"kata pakar meteorologi NASA, Jay Anderson.
Menurut Anderson, wilayah Sulawesi dan Maluku Utara lebih tidak berawan dibandingkan Sumatera. "Pencitraan satelit menunjukkan pembentukkan awan di laut sekitar Maluku Utara lebih jarang daripada lokasi lainnya di Indonesia," ujarnya.
(Baca juga:Β Peneliti Astronomi Dunia Berkumpul di Maba Pantau Gerhana Matahari Total) (okt/okt)