"Kami melakukan pemeriksaan dengan sample memiliki bahan yang menyerupai kondom tersebut berbeda dengan kondom dan tidak mengandung bahan berbahaya," kata tim Puslabfor Polri Astarini Endah kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (4/2/2016).
Astari juga memastikan bahwa mainan tersebut tidak berasal dari limbah kondom sebagaimana yang ramai diperbincangkan di media sosial.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam kesempatan yang sama, komisioner KPAI Erlinda mengapresiasi upaya polisi yang telah menyelidiki jajanan anak-anak tersebut. Erlinda mengatakan, informasi adanya kondom di jajajan tersebut sudah menimbulkan kegelisahan di kalangan ibu-ibu dan masyarakat luas.
"Kami menyampaikan kegelisahan dari masyarakat tidak hanya ibu-ibu tetapi juga praktisi pemerhati anak-anak juga," kata Erlinda.
Tanpa adanya penjelasan resmi dari aparat terkait, dikhawatirkan anak-anak yang pernah mengetahui atau melihat aksi pornografi dapat menginterpretasikannya dengan hal-hal yang bersifat negatif.
"Kami dari KPAI mengkhawatirkan kalau anak-anak yang tidak mempunyai sesuatuย pengetahuan yang pornografi, tidak mengetahui plastik itu seperti apa, saat ditunjukan mereka sama sekali tidak mempunyai pikiran seperti itu. Tapi kalau anak-anak yang sudah melihat aksi pornografi mereka tahu seperti apa benda itu, oleh karenanya pengawasan tidak hanya dari keluarga, guru dan media," jelasnya.
"Kami meminta tidak hanya ini yang kita amankan, tetapi kita koordinasi juga terkait beredarnya pornografi yang sudah masuk di media sosial bahkan sudah diblasting ke akun pribadinya karena anak-anak sekarang sudah pakai media sosial," tutur Erlinda. (mei/Hbb)











































